Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dilema Industri Serap Tambahan Gas Alam Cair PGN (PGAS)

Harga LNG relatif lebih mahal ketimbang gas pipa. Apalagi, kuota skema harga gas bumi tertentu (HGBT) lebih kecil daripada kontrak minimum PJBG.
Kapal berbahan bakar gas alam cair (LNG) Ecodelta berlayar di Pelabuhan Rotterdam, Belanda, Rabu, (4/9/2019). Bloomberg/Geert Vanden Wijngaert.
Kapal berbahan bakar gas alam cair (LNG) Ecodelta berlayar di Pelabuhan Rotterdam, Belanda, Rabu, (4/9/2019). Bloomberg/Geert Vanden Wijngaert.

Sebelumnya, PGN meminta tambahan sekitar 2 kargo hingga 3 kargo LNG pada triwulan ketiga tahun ini ke otoritas hulu migas. 

“Kebutuhan LNG PGN untuk tahun 2024 ini sebesar 2 sampai 3 kargo, saat ini PGN sedang mendiskusikan dengan pemasok LNG yang berasal dari domestik, baik LNG dari Bontang maupun LNG dari Tangguh,” kata Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama saat dikonfirmasi, Kamis (18/4/2024). 

Rachmat menuturkan pemanfaatan LNG itu nantinya perlu mempertimbangkan ketersediaan jadwal pengiriman kargo dari produsen serta jadwal di terminal LNG Lampung untuk menjamin pemanfaataan LNG secara berkelanjutan. 

Di sisi lain, kata dia, perseroan masih dalam tahap pembahasan ihwal harga kontrak bersama dengan pemasok LNG dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). 

“Prosesnya masih berjalan sampai dengan saat ini terutama yang terkait dengan aspek logistik dan komersial yang memerlukan persiapan dan tinjauan dari para pihak. Untuk harga penetapannya akan dilakukan oleh Menteri ESDM,” kata Rachmat. 

Perusahaan gas negara itu memproyeksikan kebutuhan permintaan gas bumi di Sumatra Tengah, Sumatra Selatan, dan Jawa bagian barat untuk 2024-2034 memerlukan penambahan pasokan gas hasil regasifikasi LNG sebesar 73 billion british thermal unit per day (BBtud) sampai dengan 355 BBtud.  

Estimasi itu mengambil porsi 12% sampai dengan 54% dari keseluruhan pasokan gas untuk permintaan pelanggan PGN di tiga kawasan tersebut.  

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper