Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Gas Negara Tbk. atau PGN (PGAS) meminta tambahan sekitar 2 kargo hingga 3 kargo gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) pada triwulan ketiga tahun ini.
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengatakan permintaan itu dilakukan untuk mengatasi defisit gas pipa di wilayah Sumatra Bagian Tengah, Sumatera Bagian Selatan serta Jawa Bagian Barat beberapa waktu terakhir.
“Kebutuhan LNG PGN untuk tahun 2024 ini sebesar 2 sampai 3 kargo, saat ini PGN sedang mendiskusikan dengan pemasok LNG yang berasal dari domestik, baik LNG dari Bontang maupun LNG dari Tangguh,” kata Rachmat saat dihubungi, Kamis (18/4/2024).
Rachmat menuturkan pemanfaatan LNG itu nantinya perlu mempertimbangkan ketersediaan jadwal pengiriman kargo dari produsen serta jadwal di terminal LNG Lampung untuk menjamin pemanfaataan LNG secara berkelanjutan.
Di sisi lain, kata dia, perseroan masih dalam tahap pembahasan ihwal harga kontrak bersama dengan pemasok LNG dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
“Prosesnya masih berjalan sampai dengan saat ini terutama yang terkait dengan aspek logistik dan komersial yang memerlukan persiapan dan tinjauan dari para pihak. Untuk harga penetapannya akan dilakukan oleh Menteri ESDM,” kata Rachmat.
Baca Juga
Berdasarkan kisaran harga pasar LNG tahun 2024, perkiraan harga jual gas hasil regasifikasi LNG di pelanggan masih lebih rendah dibandingkan over usage penalty. Dengan catatan, harga dapat berubah sesuai dengan perubahan harga pasar LNG pada saat pembelian.
Sebagai alternatif pasokan gas, LNG sampai dengan disalurkan kepada pelanggan membutuhkan rantai penyaluran yang lebih panjang dibandingkan dengan rantai penyaluran gas pipa karena adanya proses tambahan berupa pendinginan, transportasi, penyimpanan, dan regasifikasi.
Sebelumnya, perusahaan gas negara itu memproyeksikan kebutuhan permintaan gas bumi di Sumatra Tengah, Sumatra Selatan, dan Jawa bagian barat untuk 2024-2034 memerlukan penambahan pasokan gas hasil regasifikasi LNG sebesar 73 billion british thermal unit per day (BBtud) sampai dengan 355 BBtud.
Estimasi itu mengambil porsi 12% sampai dengan 54% dari keseluruhan pasokan gas untuk permintaan pelanggan PGN di tiga kawasan tersebut.
Rachmat mencontohkan, terjadi penurunan pasokan gas bumi yang signifikan dari Blok Corridor, Sumatra Selatan yang digarap PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC). Awal 2024, Blok Corridor hanya mampu menyalurkan gas sekitar 440 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).
Sebelumnya, blok ini mampu memasok gas bumi pada 2022 dan 2023 lebih dari 500 MMscfd. Jumlah realisasi penyaluran gas pada 2024 turun dibandingkan 2022 dan 2023 yang masih mencapai 850 MMscfd.
Sementara itu, SKK Migas tengah mengkaji pasokan gas alternatif untuk menambal defisit pasokan gas dari Blok Corridor untuk PGN.
SKK Migas membuka opsi menarik gas pipa dari beberapa lapangan serta penyaluran kargo LNG untuk perusahaan gas negara tersebut.
“Sedang didiskusikan di tim teknis untuk kemungkinan pemenuhan pasokan dari lapangan lain, di samping kemungkinan lainnya termasuk dari LNG, masih terus berjalan diskusi dan koordinasinya,” kata Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi saat dikonfirmasi, Senin (18/12/2023).