Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Puncak Arus Balik Lebaran 2024, Garuda Indonesia Prediksi Layani 80.000 Penumpang

Selama masa angkutan Lebaran 2024, Garuda Indonesia mempersiapkan sekitar 56 unit pesawat.
Pesawat maskapai Garuda Indonesia berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (20/12/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pesawat maskapai Garuda Indonesia berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (20/12/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) memprediksi akan mengangkut sekitar 80.000 penumpang saat puncak arus balik Lebaran 2024 pada 14 April 2024 mendatang.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan pihaknya memastikan kesiapan perusahaan untuk melayani lonjakan penumpang pada arus balik tersebut. Dia menuturkan, selama masa angkutan Lebaran 2024, Garuda Indonesia mempersiapkan sekitar 56 unit pesawat.

"Sudah kita siapkan untuk arus balik sejak mulai angkutan Lebaran, jadi ini sudah cukup untuk melayani," kata Irfan di Jakarta, dikutip Kamis (11/4/2024).

Sementara itu, dia menyebut pada musim mudik Lebaran tingkat keterisian tempat duduk atau seat load factor Garuda Indonesia mencapai kisaran 70%. Sementara itu, entitas anak Garuda Indonesia, Citilink, mencatatkan tingkat keterisian tempat duduk sekitar 80%.

Irfan menuturkan, penerbangan menuju Denpasar, Bali masih menjadi rute terpadat yang dilayani oleh maskapai selama musim mudik 2024. Dia mengatakan, tren serupa akan berlanjut saat masa arus balik Lebaran 2024 dimulai.

Adapun, Irfan juga menyebut tidak ada gangguan penerbangan yang disebabkan oleh aktivitas balon udara selama periode angkutan Lebaran 2024.

Dia menuturkan hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan terkait adanya gangguan aktivitas penerbangan selama mudik Lebaran akibat balon udara. Irfan menuturkan, sebelumnya perusahaan telah mengantisipasi potensi gangguan ini di beberapa daerah seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Menurut Irfan, salah satu faktor tidak adanya gangguan yang disebabkan oleh balon udara adalah dari sisi cuaca. Dia menuturkan, cuaca selama periode mudik Lebaran cenderung tidak kondusif untuk aktivitas penerbangan balon udara.

"Mungkin karena cuaca juga yang kelihatannya membuat balon udara tidak menjadi alternatif yang menarik hingga saat ini," kata Irfan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper