Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan rencana penambahan kapasitas pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) mencapai sekitar 390 gigawatt (GW) dalam rancangan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) sampai 2060.
Porsi itu mengambil sekitar 91% dari keseluruhan rencana penambahan kapasitas pembangkit listrik yang dipatok mencapai 427 GW sampai 2060.
“Sesuai proyeksi roadmap pengembangan pembangkit dalam draf RUKN penyediaan tenaga listrik akan didominasi oleh pembangkit EBT dengan total kapasitas sekitar 390 GW,” kata Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian ESDM Chrisnawan Anditya saat webinar DEtalk, Selasa (2/4/2024).
Adapun, permintaan listrik bakal didominasi sektor industri sekitar 47%, diikuti oleh sektor rumah tangga 21%, bisnis 15%, kendaraan bermotor listrik 7%, publik 5%, dan produksi green hydrogen untuk sektor industri dan tranportasi diperkirakan sekitar 4%.
Proyeksi permintaan itu telah memperhitungkan kebutuhan tenaga listirk untuk kawasan industri (KI), kawasan ekonomi khusus (KEK), smelter, sentra kelautan perikanan terpadu (SKPT), dan destinasi pariwisata prioritas (DPP).
“Demand tenaga listrik akan didominasi industri sekitar 40% diikuti rumah tangga 21%,” tuturnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 bakal selaras dengan RUKN.
Darmawan berharap kebijakan jangka panjang kelistrikan nasional itu dapat meningkatkan investasi setrum di dalam negeri mendatang.
“PLN telah bekerja untuk mengejar finalisasi dari RUPTL baru, dan ini pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, RUKN dan RUPTL akan selaras. Ini luar biasa,” kata Darmawan saat membuka Pameran Hari Listrik Nasional ke-78 di ICE BSD City, Selasa (14/11/2023).
Darmawan menuturkan, perseroannya bersama dengan Kementerian ESDM telah sepakat untuk setiap revisi yang tertuang di dalam RUKN dan RUPTL saat ini.
“Kementerian bersama dengan PLN setuju dalam setiap poin pembahasannya dan siap untuk menandatangani RUKN yang baru untuk diterjemahkan ke dalam operasional yang efektif,” kata dia.