Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh, Mata Uang Yen Merosot ke Level Terendah sejak 1990

Mata uang Yen melemah ke level terendah dalam 34 tahun terakhir terhadap dolar AS.
Mata uang Yen Jepang. Dok Bloomberg
Mata uang Yen Jepang. Dok Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang yen Jepang merosot ke level terendah dalam 34 tahun terhadap dolar AS, yang memicu spekulasi bahwa Jepang akan meningkatkan upaya intervensi untuk memperlambat penurunan. 

Mengutip Bloomberg, Rabu (27/3/2024). mata uang Yen melemah 0,3% menjadi 151,97 per dolar di Tokyo, melewati level 151,95 yang dicapai pada Oktober 2022. Penurunan ini terjadi karena anggota dewan bank sentral Jepang (BOJ) yang bersikap hawkish, mengatakan kondisi keuangan akan tetap akomodatif.

Namun, Yen akhirnya mengurangi pelemahannya, setelah Menteri Keuangan Shunichi Suzuki mengatakan pemerintah Jepang akan mengambil tindakan berani terhadap mata uang tersebut jika diperlukan.

“Mengingat sejarah terkini, penembusan level 152 dapat memicu intervensi,” jelas ahli strategi valas senior di National Australia Bank Ltd. di Sydney, Rodrigo Catril. Ia juga berpendapat bahwa penembusan harga tertinggi sebelumnya telah mempercepat pergerakan, dengan mengacu pada dolar-yen. 

Sebelumnya pada Senin (25/3), wakil menteri keuangan untuk urusan internasional, Masato Kanda, mengatakan bahwa pelemahan yen saat ini tidak sejalan dengan fundamental. Adapun, ia mengatakan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan yang tepat terhadap fluktuasi yang berlebihan, tanpa mengesampingkan pilihan apa pun.

Negeri Sakura diketahui telah menghabiskan lebih dari 9 triliun yen atau sekitar Rp940 triliun selama tiga kali.

Jepang telah melakukan intervensi pasar sebanyak tiga kali pada tahun 2022 dengan total pengeluaran lebih dari 9 triliun yen  untuk memperkuat yen pada bulan September dan Oktober.  Intervensi pertama dilakukan saat yen jauh lebih kuat daripada tingkat saat ini.

Para investor juga telah memperkirakan perbedaan suku bunga Jepang dan negara maju lainnya seperti Amerika Serikat (AS) akan tetap besar, meskipun BOJ telah mengakhiri suku bunga negatif. Hal ini melemahkan yen karena investor lebih memilih mata uang dengan imbal hasil lebih tinggi di negara lain.

Anggota dewan BOJ Naoki Tamura menuturkan bahwa  cara pengelolaan kebijakan moneter akan menjadi krusial untuk normalisasi yang lambat dan stabil guna mengakhiri pelonggaran skala besar.

Menurut para pedagang, pedagang opsi memperhatikan pasangan dolar-yen karena kenaikan ke 152 akan memicu beberapa hambatan pada level tersebut. Tembusnya hambatan tersebut dinilai akan membuat pasangan mata uang dolar-yen memperpanjang kenaikan, karena investor yang memegang opsi reserve call perlu menutup posisi short dolar-yen yang besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper