Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelni Butuh 85 Kapal Lagi, Jumlah Penumpang Makin Membeludak

PT Pelni membutuhkan 85 kapal lagi untuk menampung jumlah penumpang yang makin membeludak hingga mencatatkan dispensasi rata-rata 50%.
KM Kelud milik Pelni nampak dari atas ketika sandar di Lombok. / Dok. PT Pelni
KM Kelud milik Pelni nampak dari atas ketika sandar di Lombok. / Dok. PT Pelni

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni mencatat dispensasi jumlah penumpang kapal Pelni sepanjang 2023 rata-rata mencapai 50% imbas jumlah unit kapal yang terbatas. Korporasi butuh 85 kapal untuk bisa melayani penumpang secara optimal.

Direktur Utama Pelni, Tri Andayani mengatakan rata-rata disepansasi jumlah penumpang selama 2023 baik di low season maupun peak season mencapai 50%. Artinya jumlah penumpang dalam kapal 50% lebih banyak dari kapasitas seharusnya.

"Hampir bisa dikatakan sepanjang 2023 kami meminta dispensasi kepada Kementerian Perhubungan sebesar 50% untuk seluruh kapal kami, karena permintaan dari masyarakat yang besar," ujar Tri dalam konferensi pers, Rabu (20/3/2024).

Adapun saat ini jumlah kapal penumpang yang dimiliki Pelni sebanyak 26 unit. Namun, 12 unit di antaranya sudah melewati umur teknis penggunaan kapal selama 30 tahun.

Tri menjelaskan, kajian yang dilakukan mereka dengan para konsultan telah menghitung estimasi jumlah kebutuhan kapal penumpang yang ideal untuk operasional Pelni. Dia mengatakan, kajian tersebut telah mempertimbangkan sejumlah aspek mulai dari sisi permintaan masyarakat maupun proyeksi pengembangan ekonomi di wilayah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan (3TP).

Dia menuturkan, dengan adanya dispensasi sebesar 50% maka dikalikan 26 unit kapal tersedia, maka seharusnya jumlah kapal untuk melayani penumpang selama 2023 yakni 39 unit kapal.

"Itu pun kalau linier, linier itu satu voyage [perjalanan] 14 hari," katanya.

Namun, menurutnya, untuk memberikan kenyamanan penumpang dan mempercepat mobilitas antar pulau dibutuhkan skema crossing yang mengharuskan ketersediaan kapal menjadi dua kali lipat agar satu kali perjalanan kapal hanya memakan waktu tujuh hari.

"Berarti harus 2 kali lipat [jumlah kapal] jadi voyage per 7 hari, itu kurang lebih [butuh] 78 kapal," tuturnya.

Lebih lanjut, kata Tri, kajian tersebut juga memperhitungkan adanya docking kapal untuk perbaikan minimal 1 kapal per bulan.

"Kalau kita juga menghitung docking per bulannya, itu berarti 78 kapal kita bagi 12, kurang lebih ada 7-8 kapal lagi. Berarti kurang lebih sebenarnya untuk pelayanan masyarakat itu perlu 85 kapal," sebutnya.

Tri menambahkan, tren jumlah penumpang kapal Pelni terus mengalami peningkatan setelah pandemi Covid-19 yakni mulai 2022. Dia menyebut, jumlah penumpang yang diangkut kapal Pelni pada 2022 sebanyak 4,7 juta penumpang, meningkat menjadi 5,2 juta penumpang pada 2023. Namun, jumlah penumpang yang diangkut belum kembali ke sebelum Covid-19 pada 2019 sebanyak 5,3 juta penumpang.

Adapun peningkatan jumlah penumpang kapal Pelni tersebut disinyalir imbas adanya pengurangan armada pesawat di daerah 3TP. Hal itu, kata dia, membuat masyarakat di daerah beralih menggunakan moda angkutan laut.

"Sehingga kami merasakan lonjakan penumpang, tidak hanya di masa peak season, tapi juga low season," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper