Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI telah menjual lebih dari 1,42 juta tiket kereta api jarak jauh untuk angkutan Lebaran 2024.
VP Public Relations KAI, Joni Martinus, menjelaskan hingga Jumat (15/3/2024) pukul 08.00 WIB, perseroan telah menjual 1.420.452 tiket kereta api untuk perjalanan selama angkutan Lebaran untuk periode H-10 (31 Maret) hingga H+10 (21 April).
Dia mengungkapkan jumlah tersebut mencakup sekitar 44% dari total kursi yang disediakan KAI sebesar 3.205.483.
"Penjualan ini akan terus meningkat karena penjualan masih berlangsung," kata Joni, Jumat (15/3/2024).
Joni menuturkan, sejauh ini keberangkatan 6 April 2024 atau H-4 menjadi tanggal dengan penjualan tiket kereta terlaris dengan 93.501 tiket. Menyusul di belakangnya adalah keberangkatan 7 April 2024 atau H-3 dengan 87.301 tiket dan 8 April 2024 sebanyak 87.301 tiket.
Untuk arus balik, keberangkatan 14 April 2024 (H+3) menjadi pilihan terbanyak dengan tiket terjual sebanyak 95.613. Selanjutnya, masyarakat juga banyak memilih kepulangan pada H+2 atau 13 April 2024 dengan 95.115 dan H+1 atau 12 April 2024 sebanyak 89.041 tiket.
Baca Juga
Adapun, KA Airlangga rute Pasar Senen - Surabaya Pasar Turi (pulang-pergi/pp) menjadi salah satu relasi perjalanan terlaris. Menyusul di belakangnya adalah KA Bengawan relasi Pasar Senen - Purwosari (pp) dan KA Sri Tanjung relasi Lempuyangan - Ketapang (pp).
Sebelumnya, kereta api diprediksi akan menjadi moda transportasi dengan jumlah pengguna terbanyak pada periode mudik Lebaran 2024 mendatang.
Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, mengatakan potensi pergerakan masyarakat pada lebaran 2024 akan mencapai 193,6 juta orang. Jumlah tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan pergerakan orang pada 2023 sebanyak 123,8 juta orang.
Dia menjelaskan, minat masyarakat terhadap pemilihan penggunaan angkutan untuk mudik lebaran terbanyak adalah kereta api sebesar 39,32 juta orang atau 20,3% dari total pergerakan. Menyusul di belakangnya adalah moda bus sebanyak 37,51 juta orang (19,4%), mobil pribadi sebanyak 35,42 juta orang (18,3%), dan sepeda motor sebesar 31,12 juta orang (16,07%).
“Minat masyarakat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tidak adanya Covid-19, ekonomi keluarga, cuti bersama, liburan anak sekolah, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana transportasi, serta kondisi cuaca,” jelas Budi Karya.