Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi Beras SPHP Bulog Capai 430.649 Ton per 12 Maret 2024

Bulog melaporkan, penyaluran beras stabilisasi harga dan pasokan pangan (SPHP) per 12 Maret 2024 telah mencapai 430.649 ton.
Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog. JIBI/Ni Luh Anggela.
Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog. JIBI/Ni Luh Anggela.

Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog melaporkan, penyaluran beras stabilisasi harga dan pasokan pangan (SPHP) per 12 Maret 2024 telah mencapai 430.649 ton.

Penyaluran Beras Bulog ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengamankan stok beras selama momen Ramadan dan Idulfitri.

Dalam paparan yang disampaikan Direktur Umum Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, total 430.649 ton beras SPHP tersebut telah disalurkan ke ritel modern sebanyak 13.748 ton dan distributor 111.076 ton.

Adapun, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menugaskan Perum Bulog untuk memaksimalkan penyaluran beras SPHP mencapai 250.000 ton per bulan.

“Penyaluran beras SPHP ini telah terlaksana 430.649 ton sampai dengan 12 Maret 2024,” kata Bayu dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Kompleks Parlemen, Rabu (13/3/2024).

Masih dalam paparan yang disampaikan Bayu, total realisasi beras SPHP ke ritel modern ini tersebar ke sejumlah gerai. Diantaranya ke Family Mart, Aeon, Lulu, Naga, Lotte Mart, Superindo, TipTop, Alfamart, Indomaret, Ramayana, Hypermart, hingga Indogrosir.

Hal ini, sekaligus menjawab isu yang sempat beredar bahwa terjadi kelangkaan stok beras di ritel-ritel modern.

“Hingga hari ini telah tersalurkan sekitar 13.748 ton ke berbagai ritel modern baik sekitar Jakarta maupun luar Jakarta,” ujarnya.

Ketua Umum Aprindo, Roy N. Mandey, sebelumnya menyampaikan, stok beras di sejumlah ritel modern mulai kosong akibat terhambatnya suplai.

Dia juga mengungkapkan, pasokan beras SPHP dari Perum Bulog tersendat, sedangkan produsen beras swasta menetapkan harga jual yang terlalu tinggi kepada peritel.

“Jadi beberapa ritel kemarin tidak bisa PO [pre order] beras komersial karena harganya di ujung [produsen] tinggi semua,” ungkap Roy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper