Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Pengusaha elektronik (Gabel) memproyeksikan kinerja industri Elektronik tumbuh pada kisaran 5% sampai dengan 10% pada 2024. Pasalnya, indsutri masih menantikan efektivitas aturan larangan dan pembatasan (lartas) impor.
Sekretaris Jenderal Gabel Daniel Suhardiman menilai lartas yang tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 36/2023 itu dapat melindungi pasar domestik dari banjir impor produk elektronik.
"Kami pantau dulu pelaksanaan Permendag 36/2023. Proyeksi akan tumbuh 5-10% tahun ini." kata Daniel kepada Bisnis, Rabu (6/3/2024).
Daniel menyebutkan, untuk elektronik terdapat lebih dari 40 produk kategori yang diberikan lartas telah mencakup harapan pengusaha selama ini. Aturan lartas dapat menekan banjir impor elektronik dan meningkatkan produktivtias industri lebih terjamin.
Adapun, selama ini produk-produk elektronik yang masih impor yaitu mesin cuci otomatis, AC, peralatan dapur seperti blender, microwave, dan lainnya.
"Ini yang ditunggu oleh industri dalam negeri, namun perlu keseriusan dan komitmen kuat pemerintah untuk terus mengawal tanpa kompromi," tuturnya.
Baca Juga
Industri komputer, barang elektronik, dan optik mengalami penurunan indeks kepercayaan industri (IKI) terbesar pada akhir 2023. Adapun, nilai IKI terkontraksi sejak Oktober 2023 yang disebabkan belum pulihnya pasar luar negeri dan daya saing harga jual dengan produk impor.
Di sisi lain, ketersediaan bahan baku/penlolong menjadi tantangan tersendiri, waktu tunggu pengiriman yang tertunda lantaran konflik laut merah hingga gelombang resesi yang dialami negara maju, seperti Jepang dan Inggris.
"Kenaikan permintaan tahun ini tidak ada yang istimewa, karena 2023 pasar sangat jelek," tuturnya.
Adapun, banjir impor elektronik memengaruhi kinerja pertumbuhan indsutri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik yang turun secara kuartalan pada 2023.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) dari industri tersebut turun pada kuartal II/2023 sebesar 17,32% menjadi 13,68% pada kuartal III/2023 dan turun menjadi 11,12% pada kuartal IV/2024.