Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto bertekad untuk membawa Indonesia menuju swasembada energi. Pengembangan bahan bakar berbasis tanaman, seperti kelapa sawit, tebu, hingga singkong akan digenjot untuk mewujudkan visi tersebut.
Menurut Prabowo, bahan bakar yang bersumber dari tanaman sangat baik bagi lingkungan karena tidak membuat polusi sekaligus mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil yang tidak ramah lingkungan.
“Kita nanti green energy dan kita akan swasembada energi bensin, dari mana? Dari etanol, etanol dari mana? Dari tebu dan singkong,” ujar Prabowo saat memberikan orasi ilmiah dalam Wisuda Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Bandung, Jawa Barat, dikutip dari Antara, Jumat (1/3/2024).
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia mampu memproduksi BBM jenis biodiesel yang seluruhnya berbahan baku dari kelapa sawit. Pemanfaatan biodiesel ini bertujuan untuk menghentikan impor BBM dari luar negeri.
Adapun, saat ini, Indonesia telah memberlakukan kebijakan mandatori penggunaan campuran minyak solar dengan minyak sawit 35% atau B35.
“Kita sudah bisa bikin B100, artinya biodiesel dari kelapa sawit 100%. Bisa kita bayangkan nggak? Kita tidak akan impor lagi solar dari luar negeri karena kita punya produksi kelapa sawit sekarang 48 juta ton,” tuturnya.
Baca Juga
Prabowo optimistis bahwa Indonesia dapat mencapai swasembada energi dalam waktu yang relatif singkat, serta menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam hal transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan.
“Artinya, nanti BBM kita akan ramah lingkungan, tidak ada polusi dan terbarukan,” kata Prabowo.
Untuk meraih hal itu semua, menurut dia, Indonesia membutuhkan anak-anak muda yang tangguh, cerdas, dan pintar agar dapat mengolah kekayaan sumber daya alam yang dimiliki untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai negara yang mandiri dalam hal energi terbarukan.
“Untuk masa depan gemilang kita butuh pemimpin-pemimpin yang pintar, cerdas, berani tegar, dan cinta tanah air. Dan karena cinta tanah air, tidak ingin melanjutkan praktek-praktek korupsi. Kuncinya itu,” kata dia.