Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, komoditas beras kembali mengalami inflasi sebesar 5,32% dengan andil 0,21% pada Februari 2024.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah menyampaikan, komoditas ini memberikan andil inflasi terbesar, baik secara month-to-month (mtm) maupuan year-on-year (yoy).
Adapun secara bulanan komoditas ini memberikan andil sebesar 0,21% sedangkan secara tahunan sebesar 0,67%.
“Secara umum kenaikan harga beras terjadi di 37 provinsi sedangkan harga beras di satu provinsi lainnya menunjukkan penurunan,” ungkap Habibullah dalam Rilis BPS, Jumat (1/3/2024).
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi sebelumnya mengakui, harga beras dalam negeri masih tinggi.
Dia menuturkan, jika Indonesia mampu menanam minimal 1 juta hektar maka beras yang dapat dihasilkan sekitar 2,5 juta ton. Namun, jika luas lahan yang ditanam dibawah 1 juta hektar, produksi beras diperkirakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bulanan sebanyak 2,6 juta ton sehingga harga beras akan bergerak naik.
Baca Juga
Adapun saat ini harga gabah secara rata-rata sudah berada di level Rp7.100 per kilogram dari sebelumnya sekitar Rp8.000 per kilogram seiring dengan meningkatnya produksi. Sehingga, untuk kembali ke HET beras premium di Rp13.900 per kilogram, kata Arief, sangat memungkinkan.
“Kalau itu sudah terjadi, dua tiga minggu lagi pas kita masuk puasa tanggal 10-11 [Maret 2024] saya rasa harga sudah terkoreksi dan stok akan banyak,” jelas Arief dalam CNBC Economic Outlook 2024, Kamis (29/2/2024).