Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi periode Februari 2024 pada Jumat pagi (1/3/2024).
Konsensus ekonom yang dihimpun Bloomberg memperkirakan inflasi secara rata-rata mencapai 0,27% secara bulanan (month-to-month/mtm), dengan estimasi atas sebesar 0,46% mtm dan estimasi bawah sebesar 0,16% mtm.
Secara tahunan, konsensus memperkirakan inflasi akan mencapai 2,56% (year-on-year/yoy) secara rata-rata, di mana estimasi tertinggi adalah sebesar 2,8% yoy dan estimasi terendah 1,9% yoy.
Chief of Economist Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya memperkirakan inflasi pada Februari 2024 akan mencapai 0,28% mtm atau 2,66% yoy.
“BSI memperkirakan terdapat kenaikan inflasi pada bulan Februari 2024,” katanya kepada Bisnis, Kamis (29/2/2024).
Banjaran menjelaskan, berdasarkan komponennya, kelompok yang harga diatur pemerintah (administered price) diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 2,94%, sementara inflasi inti yang melandai ke level 1,61%.
Baca Juga
Di sisi lain, dia memperkirakan kelompok harga bergejolak (volatile food) masih tinggi, meskipun sedikit turun ke level 6,29%.
Menurutnya, inflasi akan berada dalam tren yang meningkat hingga akhir kuartal/2024 sejalan dengan dampak seasonal Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) menjelang Idulfitri.
“Namun yang perlu menjadi catatan adalah inflasi tersebut bersifat seasonal dan akan ada trajectory setelah berakhirnya periode Idulfitri nanti,” jelasnya.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan inflasi Februari 2024 akan mencapai 0,24% mtm atau 2,62% yoy.
“Inflasi Februari 2024 diperkirakan berkisar 0,24% mtm atau 2,62% yoy, meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat 0,04% mtm atau 2,57% yoy,” katanya.
Josua memperkirakan inflasi pada periode tersebut akan didorong oleh inflasi pada komponen inti dan harga bergejolak. Inflasi inti diperkirakan akan mencapai 1,7% yoy, meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,68% yoy.
Sementara itu, inflasi harga bergejolak akan dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan kebutuhan pokok, diantaranya harga beras yang naik 3,8% mtm, cabai merah 11,3% mtm, telur 1,7% mtm, daging ayam 0,7% mtm, dan minyak goreng 0,6% mtm.
“Sebagian komoditas pangan terutama beras masih dipengaruhi oleh fenomena El Nino, yang mengurangi pasokan pangan dalam negeri selama periode akhir menjelang musim panen,” jelas Josua.
Selain itu, menurutnya kebijakan impor juga agak terhambat oleh beberapa negara produsen beras lainnya yang menerapkan pembatasan ekspor makanan. Cuaca ekstrem pun mengganggu jalur distribusi pangan.
Di sisi lain, Josua mengatakan, inflasi inti yang cenderung stabil hingga Februari 2024 mengindikasikan ekspektasi inflasi terjangkar dengan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia saat ini.
“Kedepannya, inflasi umum pada akhir 2024 diperkirakan akan berkisar 3,0-3,5% yoy,” kata Josua.
Proyeksi Inflasi Februari 2024
Economist |
Firm |
Estimate |
Aldian Taloputra |
Standard Chartered Bank |
0.23 |
Krystal Tan |
Australia & New Zealand Banking Grp. |
0.23 |
Irman Faiz |
PT Bank Danamon Indonesia Tbk |
0.25 |
Fikri C Permana |
KB Valbury Sekuritas |
0.23 |
Gareth Leather |
Capital Economics Ltd |
0.2 |
Suryaputra Wijaksana |
PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk |
0.16 |
Rully Arya Wisnubroto |
Pt Mirae Asset Sekuritas Indonesia |
0.46 |
Josua Pardede |
PT Bank Permata Tbk |
0.24 |
Mika Martumpal |
Bank Cimb Niaga Tbk PT |
0.19 |
David E Sumual |
Bank Central Asia Tbk PT |
0.36 |
Juniman Juniman |
PT Bank Maybank Indonesia Tbk |
0.41 |
Renno Prawira |
PT Ciptadana Sekuritas Asia |
0.22 |
Sumber: Bloomberg, diolah