Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah membahas penetapan tarif LRT Jabodebek seiring dengan akan berakhirnya masa promo pada 29 Februari 2024 mendatang.
Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, pihaknya dan stakeholder terkait tengah mengevaluasi penerapan tarif promo yang sudah diberlakukan sejak 1 Desember 2023.
Dia menuturkan, rencananya skema tarif LRT Jabodebek akan kembali ke ketetapan sebelumnya yang telah diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan (KM) No 67/ 2023 tentang Tarif Angkutan Orang dengan Kereta Api Ringan Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik, dengan pembatasan hingga tarif tertentu.
"Kemungkinan akan kembali ke pembatasan maksimal senilai tertentu sesuai Kepmenhub yang ada," kata Adita saat dihubungi, Kamis (22/2/2024).
Meski demikian, Adita mengatakan, keputusan untuk skema tarif yang berlaku mulai 1 Maret 2024 itu belum difinalisasi. Menurutnya, Kemenhub masih terus melakukan pembahasan dan evaluasi untuk skema tarif baru ini dengan stakeholder terkait.
Dia menuturkan, pertimbangan untuk tidak memperpanjang masa berlaku tarif promo itu mengingat pelayanan LRT Jabodebek yang sudah meningkat. Salah satu indikator tersebut adalah dari sisi jumlah penumpang.
Baca Juga
Adita mengatakan, rata-rata jumlah penumpang LRT Jabodebek per hari saat ini telah mencapai lebih dari 50.000 orang. Dia mengatakan, rata-rata jumlah penumpang harian LRT Jabodebek pada Desember 2023 adalah dari 37.247 orang per hari.
"Jumlah itu meningkat jadi 44.382 penumpang per hari pada Januari 2024. Sekarang pada Februari rata-ratanya sudah 52.858 orang per hari," jelasnya.
Selain itu, waktu tunggu antarkereta atau headway juga telah menunjukkan tren perbaikan. Adita menuturkan, headway LRT Jabodebek sebelumnya dapat mencapai 1 jam saat terkendala masalah roda aus, yang kemudian dapat dikurangi secara bertahap ke 30 menit dan kini tinggal 15 menit.
Selanjutnya, frekuensi perjalanan per hari juga telah meningkat dari sebelumnya 160 jadwal perjalanan menjadi 264 perjalanan per harinya.
"Peningkatan layanan tersebut masih perlu untuk terus ditingkatkan baik dari segi teknis maupun layanan," kata Adita.
Sebagai informasi, skema tarif LRT Jabodebek yang saat ini berlaku menggunakan skema tarif dinamis atau dynamic pricing. Skema ini membedakan tarif yang dikenakan kepada penumpang berdasarkan jam sibuk (peak hour) dan nonsibuk (off peak hour).
Secara terperinci, tarif LRT pada hari kerja (Senin-Jumat) pada jam sibuk adalah sebesar Rp3.000 untuk 1 km pertama dan maksimal sebesar Rp20.000. Adapun, periode waktu jam sibuk atau peak hours ditetapkan pada pukul 06.00 WIB-08.59 WIB dan mulai pukul 16.00-19.59 WIB.
Selanjutnya, tarif jam nonsibuk atau off peak hours pada hari kerja dipatok Rp3.000 untuk 1 kilometer pertama dan maksimal sebesar Rp10.000. Waktu jam nonsibuk pada hari kerja ditetapkan pada awal jam operasi hingga pukul 05.59, kemudian pukul 09.00-15.59 WIB, serta pukul 19.00 hingga akhir jam operasi LRT.
Sementara itu, tarif pada hari Sabtu, Minggu, dan libur nasional adalah sebesar Rp3.000 untuk 1 kilometer pertama dan maksimal Rp10.000.