Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) diprediksi akan menahan tingkat suku bunga acuan di level 6% setelah paslon 02 Prabowo-Gibran unggul di real count Pilpres 2024.
Sebagaimana diketahui, BI terakhir kali menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate, yaitu pada Oktober 2024 sebesar 25 basis poin. Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini, konsensus ekonom yang dihimpun Bloomberg, Rabu (21/2/2024) memperkirakan suku bunga acuan akan tetap berada pada level 6%.
Dari 30 ekonom yang disurvei Bloomberg, semuanya sepakat memproyeksi bahwa BI akan mempertahankan suku bunga acuan di level 6%, seminggu setelah Pilpres 2024 untuk mencari sosok yang akan menggantikan Presiden Joko Widodo yang akan mengakhiri masa jabatannya pada Oktober.
Jika ramalan itu terjadi, maka BI akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan untuk keempat kalinya pada RDG BI pada 20 dan 21 Februari 2024.
Kemenangan Prabowo dinilai sebagai sinyal bahwa pasar keuangan tidak akan berada dalam ketidakpastian untuk waktu yang lama. Janjinya untuk melanjutkan kebijakan-kebijakan Jokowi akan memperkuat kepercayaan investor pada Indonesia.
Janji tersebut juga akan membantu menopang mata uang rupiah karena para trader menarik kembali taruhan mereka untuk penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) lebih awal setelah data ketenagakerjaan dan inflasi AS yang kuat bulan ini.
Baca Juga
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan BI akan kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuan sebesar 6%. Menurutnya, suku bunga kebijakan BI saat ini masih konsisten dalam menjangkar ekspektasi inflasi serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Josua mengatakan inflasi inti diperkirakan tetap terkendali, meski ada potensi peningkatan inflasi harga bergejolak, yang disebabkan oleh gangguan produksi pangan, terutama beras akibat El Nino.
“Selain El Nino, potensi penyesuaian tarif cukai plastik dan minuman berpemanis dalam kemasan pada tahun ini juga berpotensi berdampak pada peningkatan inflasi secara moderat,” katanya.
Lebih lanjut, Josua mengatakan, terkait upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, dolar AS belakangan ini mengalami penguatan yang dipengaruhi oleh higher for longer imbas dari kebijakan suku bunga The Fed.
Ekspektasi higher for longer ini disebabkan oleh laju inflasi AS yang cenderung cukup tinggi dan kondisi pasar tenaga kerja yang solid di negara itu.
Josua menambahkan ekspektasi penurunan surplus perdagangan Indonesia di tengah perlambatan ekonomi global, terutama China, berpotensi mendorong pelebaran defisit transaksi berjalan pada tahun ini.
“Oleh sebab itu, suku bunga BI diperkirakan akan berpotensi turun pada semester II/2024 mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah,” jelas Josua.
Senada, Chief of Economist Bank Syariah Indonesia Banjaran Surya mengatakan tingkat suku bunga acuan diperkirakan masih akan tetap di 6% mempertimbangkan belum surutnya volatilitas global.
“Diperkirakan [BI Rate] masih stay [6%]. BI masih wait and see di tengah volatilitas yang masih persistence,” katanya.
Menurut Banjaran, ruang pelonggaran BI Rate baru akan terbuka pada semester II/2024, sebesar 50 hingga 75 basis poin.
“Kami perkirakan di semester II [pemangkasan BI Rate] bisa sampai 50-75 basis poin,” kata dia.
Konsesus Ekonom Bloomberg Suku Bunga Acuan pada RDG BI 20-21 Februari 2024
Economist |
Firm |
Estimate (%) |
Juniman Juniman |
PT Bank Maybank Indonesia Tbk |
6 |
Tamara Mast Henderson |
Bloomberg LP |
6 |
Mika Martumpal |
Bank Cimb Niaga Tbk PT |
6 |
Mega Capital Sekuritas PT |
6 |
|
Miguel Chanco |
Pantheon Macroeconomics Ltd |
6 |
Cimb Ltd |
6 |
|
Jeffrey Zhang |
Credit Agricole CIB HK Branch |
6 |
Euben Paracuelles |
Nomura Singapore Limited |
6 |
Helmi Arman |
Citigroup Securities Indonesia |
6 |
Krystal Tan |
Australia & New Zealand Banking Grp. |
6 |
Aldian Taloputra |
Standard Chartered Bank |
6 |
Scotiabank UK Ltd |
6 |
|
Lavanya Venkateswaran |
Oversea-Chinese Banking Corp Limited |
6 |
Goldman Sachs & Co LLC |
6 |
|
Brian Tan |
Barclays Bank PLC |
6 |
Josua Pardede |
PT Bank Permata Tbk |
6 |
Bank Mandiri Persero Tbk PT |
6 |
|
Gareth Leather |
Capital Economics Ltd |
6 |
Pranjul Bhandari |
HK and SH Banking Corp Ltd SP BR |
6 |
Societe Generale SA |
6 |
|
Sin Beng Ong |
JP Morgan Chase Bank NA |
6 |
Jeemin Bang |
Moodys Analytics Singapore Pte Ltd |
6 |
Helmy Kristanto |
Danareksa Securities PT/Jakarta |
6 |
Radhika Rao |
DBS Bank Ltd |
6 |
Fikri C Permana |
KB Valbury Sekuritas |
6 |
David E Sumual |
Bank Central Asia Tbk PT |
6 |
Alex Loo |
The Toronto-Dominion Bank |
6 |
Yee Ping Lim |
Cimb Bank Berhad |
6 |
Rully Arya Wisnubroto |
Pt Mirae Asset Sekuritas Indonesia |
6 |
Renno Prawira |
PT Ciptadana Sekuritas Asia |
6 |
Sumber: Bloomberg, diolah
Higher for Longer
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan bahwa dilihat dari dinamika saat ini, BI perlu mempertahankan BI Rate pada level 6%.
“Meskipun tidak ada tekanan dari inflasi, menjaga perbedaan imbal hasil yang memadai antara obligasi pemerintah Indonesia dan obligasi AS [Amerika Serikat] sangat penting untuk mencegah arus keluar modal dan menjaga nilai tukar rupiah tetap terkendali,” katanya.
Dia menjelaskan, di dalam negeri, perekonomian Indonesia tetap berdaya tahan dengan pertumbuhan sebesar 5,05% pada 2023.
Menurutnya, di tengah perlambatan ekonomi China, meningkatnya ketegangan geopolitik, penurunan harga komoditas, dan pengetatan moneter global, tingkat pertumbuhan pada 2023 merupakan sebuah pencapaian bagi Indonesia.
Sejalan dengan itu, tingkat inflasi domestik tercatat melandai secara tahunan pada Januari 2024, yaitu sebesar 2,57%, dari bulan sebelumnya sebesar 2,61%.
Inflasi inti tercatat melambat, yaitu mencapai 1,68% pada Januari 2024 dibandingkan 1,80% pada Desember 2023. Riefky mengatakan, inflasi inti tahunan tersebut secara konsisten menurun sejak Desember 2022, menunjukkan permintaan yang moderat
Sementara di sisi eksternal, imbuhnya, laju inflasi tahunan di AS turun menjadi 3,1% pada Januari 2024 dari 3,4% pada bulan sebelumnya.
Meskipun inflasi menurun secara bertahap, terdapat harapan akan terjadinya soft landing pada perekonomian karena pasar tenaga kerja yang terus kuat yang membuat perekonomian tetap bertahan.
Namun demikian, pernyataan Ketua the Fed Jerome Powell saat konferensi pers beberapa waktu lalu yang mengindikasikan bahwa penurunan suku bunga pada Maret 2024 tidak mungkin terjadi kecuali ada jaminan keberlanjutan menuju target inflasi 2%.
Dengan situasi ini, di mana The Fed yang menahan suku bunga acuannya dan mengisyaratkan tidak terburu-buru menurunkan suku bunga, Indonesia masih mencatatkan aliran modal masuk.
Tercatat, aliran modal masuk ke obligasi dan pasar saham sebesar US$150 juta, didorong oleh arus masuk saham sebesar US$770 juta, sementara terjadi arus keluar obligasi sebesar US$230 juta, antara pertengahan Januari 2024 hingga pertengahan Februari 2024.
Nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 1,69% year-to-date menjadi Rp15.655 per dolar AS pada 16 Februari 2024. Mengacu dari data tersebut, Riefky mengatakan rupiah menunjukkan kinerja yang kurang baik, lebih buruk dibandingkan rupee India, peso Filipina, dan yuan China.
Dengan berbagai perkembangan tersebut, dia menilai bahwa mempertahankan BI Rate merupakan sikap paling bijak dalam Rapat Dewan Gubernur Februari ini.