Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RKAB Belum Disetujui, Operasi Belasan Tambang Bauksit Terhenti

Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia mengungkapkan belasan perusahaan tambang berhenti berproduksi seiring belum disetujuinya RKAB.
Penambangan bauksit./Bisnis.com
Penambangan bauksit./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I) menyesalkan belum terbitnya persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) periode 2024-2026 perusahaan tambang bauksit hingga awal tahun ini. 

Pelaksana Harian Ketua Umum APB3I Ronald Sulistyanto mengatakan, lambannya persetujuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebabkan belasan perusahaan tambang yang masih beroperasi di tengah larangan ekspor bauksit berhenti berproduksi. Padahal, kata Ronald, pabrik alumina domestik sudah meminta bahan baku dari penambang bauksit saat ini. 

“Sampai hari ini belum keluar, sekarang kan penambang bauksit itu kan tinggal 10 atau 12 yang mengajukan RKAB itu sedikit sekali. RKAB belum keluar, kita juga tidak bisa kerja,” kata Ronald kepada Bisnis, Selasa (13/2/2024). 

Situasi itu, Ronald menambahkan, membuat negosiasi-negosiasi untuk menarik pendanaan dari calon investor juga terhenti terkait dengan upaya pembiayaan pembangunan smelter lanjutan. 

Dia menuturkan, beberapa investor yang telah menjajaki kesempatan investasi pada 10 smelter yang saat ini dibangun, jalan di tempat. Investor tersebut disebutkan ragu membenamkan investasi lantaran produksi di sisi hulu tambang terhenti awal tahun ini. 

“Logika berpikir saja, investor sudah mengintip 10 perusahaan ini, sedang terus intensifikasi untuk melancarkan jalannya negosiasi, tiba-tiba dilihat di lapangan berhenti,” kata Ronald.

Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, terdapat 80 perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) bauksit. Dari 80 IUP terdaftar itu, hanya sekitar 15 sampai dengan 16 perusahaan pemegang IUP yang mengajukan RKAB pada 2023. 

Sepanjang 2022 sampai dengan 2023 lalu, kapasitas input bauksit domestik berada di level 13,88 juta ton. Rencananya, RKAB produksi bauksit untuk periode tahun ini ditetapkan sekitar 14 juta ton nantinya. 

“Rencana produksi bauksit ke depan kemungkinan sebesar kapasitas input dari smelter yang sudah beroperasi saat ini karena tidak ada kebijakan relaksasi ekspor biji bauksit yaitu 14 juta ton,” kata Direktur Pembinaan Program Minerba Julian Ambassadur Shiddiq saat dikonfirmasi. 

Selain usaha patungan Inalum dan ANTM, tujuh IUP yang mendirikan smelter saat ini, di antaranya PT Quality Sukses Sejahtera, PT Dinamika Sejahtera Mandiri, PT Parenggean Makmur Sejahtera, PT Persada Pratama Cemerlang, PT Sumber Bumi Marau, PT Kalbar Bumi Perkasa, dan PT Laman Mining.  

Delapan rencana smelter anyar itu memiliki kapasitas input bauksit mencapai 27,41 ton dan kapasitas produksi alumina sebesar 9,98 juta ton.  

Selepas moratorium ekspor bauksit per 10 Juni 2023, pemerintah mengidentifikasi kapasitas input empat smelter yang sudah beroperasi komersial di dalam negeri sebanyak 13,88 juta ton, dengan kapasitas produksi smelter grade alumina (SGA) mencapai 4,3 juta ton.   

Adapun, keempat smelter yang beroperasi saat ini, di antaranya PT Well Harvest Winning Alumina Refinery, Ketapang, dengan kapasitas produksi SGA mencapai 1 juta ton. Lalu, smelter PT Well Harvest Winning Alumina Refinery hasil ekspansi yang menambah kapasitas produksi SGA perusahaan sebanyak 1 juta ton.   

Smelter yang sudah beroperasi ketiga milik PT Indonesia Chemical Alumina, Tayan, dengan kapasitas produksi chemical grade alumina (CGA) mencapai 300.000 ton. Selanjutnya, smelter keempat milik PT Bintan Alumina Indonesia, Bintan, dengan kapasitas produksi SGA sebesar 2 juta ton.   

Hanya saja, Indonesia baru memiliki satu pabrikan aluminium milik PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum, Kuala Tanjung, dengan kapasitas input alumina sekitar 500.000 ton setiap tahunnya.  

Sementara kemampuan produksi Inalum untuk aluminium ingot berada di batas atas 225.000 ton, aluminium alloy dengan kapasitas 90.000 ton, dan aluminium billet dengan kemampuan produksi 30.000 ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper