Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Smelter Bauksit Banyak yang Mandek, Kadin Dorong Perusahaan Bentuk Konsorsium

Kadin Indonesia mendorong pembentukan konsorsium antarperusahaan tambang bauksit untuk mengakali kesulitan pendanaan pembangunan smelter.
Penambangan bauksit./Bisnis.com
Penambangan bauksit./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong pembentukan konsorsium antarperusahaan tambang bauksit untuk mengakali kesulitan pendanaan pembangunan smelter yang dialami saat ini. 

Terdapat delapan perusahaan pemegang izin usaha pertambangan atau IUP yang diwajibkan untuk membangun smelter. Hanya saja, baru PT Borneo Alumina Indonesia, usaha patungan antara PT Indonesia Asahan Aluminium (60%) dengan PT Aneka Tambang Tbk. atau ANTM (40%) yang telah menunjukan kemajuan kontruksi 80% hingga akhir tahun ini. Sementara itu, sisanya disebut masih berupa tanah lapang. 

“Kami pernah mengusulkan kepada pemerintah agar dibuat semacam konsorsium bersama antara pelaku usaha dalam mencari pembiayaan dalam pembangunan alumina plant,” kata Ketua Komite Tetap Minerba Kadin Indonesia Arya Rizqi Darsono saat dikonfirmasi, Kamis (21/12/2023). 

Rizqi mengatakan, bentukan konsorsium antarperusahaan itu dapat menjadi solusi di tengah kebuntuan pendanaan dari investor ataupun lembaga pembiayaan nasional dan internasional untuk smelter bauksit saat ini. 

Selain usaha patungan Inalum dan ANTM, tujuh IUP lainnya yang ikut mendirikan smelter, di antaranya PT Quality Sukses Sejahtera, PT Dinamika Sejahtera Mandiri, PT Parenggean Makmur Sejahtera, PT Persada Pratama Cemerlang, PT Sumber Bumi Marau, PT Kalbar Bumi Perkasa, dan PT Laman Mining. 

Delapan rencana smelter anyar itu memiliki kapasitas input bauksit mencapai 27,41 ton dan kapasitas produksi alumina sebesar 9,98 juta ton. 

“Saat ini yang masih berproses pembangunan hanya PT Borneo Alumina Indonesia, sedangkan perusahaan yang lain masih menghapi kendala dari segi pembiayaan,” kata dia. 

Selepas moratorium ekspor bauksit per 10 Juni 2023, pemerintah mengidentifikasi kapasitas input empat smelter yang sudah beroperasi komersial di dalam negeri sebanyak 13,88 juta ton, dengan kapasitas produksi smelter grade alumina (SGA) mencapai 4,3 juta ton.  

Adapun, keempat smelter yang beroperasi saat ini, di antaranya PT Well Harvest Winning Alumina Refinery, Ketapang, dengan kapasitas produksi SGA mencapai 1 juta ton. Lalu, smelter PT Well Harvest Winning Alumina Refinery hasil ekspansi yang menambah kapasitas produksi SGA perusahaan sebanyak 1 juta ton.  

Smelter yang sudah beroperasi ketiga milik PT Indonesia Chemical Alumina, Tayan, dengan kapasitas produksi chemical grade alumina (CGA) mencapai 300.000 ton. Selanjutnya, smelter keempat milik PT Bintan Alumina Indonesia, Bintan, dengan kapasitas produksi SGA sebesar 2 juta ton.  

Hanya saja, Indonesia baru memiliki satu pabrikan aluminium milik PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum, Kuala Tanjung, dengan kapasitas input alumina sekitar 500.000 ton setiap tahunnya. 

Sementara kemampuan produksi Inalum untuk aluminium ingot berada di batas atas 225.000 ton, aluminium alloy dengan kapasitas 90.000 ton, dan aluminium billet dengan kemampuan produksi 30.000 ton. 

Sebelumnya, Inalum melaporkan kemajuan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah, Kalimantan Barat telah mencapai 80% per Desember 2023. 

Perseroan telah merealisasikan investasi sekitar US$250 juta setara dengan Rp3,8 triliun untuk penyelesaian lebih separuh megaproyek pengolahan bauksit tersebut. 

“Diharapkan di kuartal II/2024 sudah commisioning dan produksi pertama alumina di kuartal III/2024,” kata Direktur Pengembangan Usaha Inalum Melati Sarnita saat dikonfirmasi, Kamis (21/12/2023). 

Melati menambahkan perseroan telah menyiapkan tambahan modal sekitar US$100 juta setara dengan Rp1,55 triliun untuk kelanjutan megaproyek tersebut. Tambahan modal itu sepenuhnya berasal dari kas Inalum. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper