Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah angkat bicara soal pembatasan pembelian beras di gerai ritel modern seperti Alfamart hingga Indomaret hingga maksimal 10 kg.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan pembatasan pembelian beras di ritel modern bertujuan untuk pemerataan. Menurutnya, aturan itu telah lama diterapkan sejak beberapa bulan lalu.
Arief menyebut neraca beras pada Januari - Februari 2024 mengalami defisit sekitar 2,8 juta ton. Dia pun memandang bahwa pembelian 5 kilogram - 10 kilogram beras cukup untuk stok untuk kebutuhan rumah tangga.
"Pembatasan seluruh ritel itu pemerataan, karena kalau ritel beli 10 ton itu bukan ritel namanya. Di rumah kita cadangan 5 - 10 kilogram," ujar Arief saat ditemui di Food Station Pasar Induk Beras Cipinang, Senin (12/2/2024).
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey menjelaskan, pembatasan pembelian beras di ritel modern juga dilakukan untuk mencegah adanya spekulan.
Musababnya, harga beras di ritel modern cenderung bertahan pada ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) alias lebih murah dibandingkan harga eceran di pasar tradisional.
Baca Juga
Adapun pemerintah melalui Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No. 7/2023 menetapkan HET beras premium di kisaran Rp13.900 - Rp14.800 per kilogram. Sementara, HET beras medium ditetapkan di level Rp10.900 - Rp11.800 per kilogram.
"Peraturan untuk HET ada, jadi Peritel sebagai korporasi tentu dalam bahan pokok dan barang penting sebagai penjaga HET sebenarnya. Beda dengan individu susah untuk mengatur itu," ujar Roy dalam kesempatan yang sama.
Kendati begitu, Roy mengakui bahwa sejumlah ritel modern di beberapa daerah mengalami kekosongan stok lantaran suplai yang terhambat. Dia membeberkan bahwa pasokan beras SPHP dari Bulog mengalami tidak lancar, sedangkan produsen beras swasta mematok harga jual terlalu tinggi kepada ritel. Kondisi itu membuat pengadaan beras di ritel menjadi terhambat.
"Jadi beberapa ritel kemarin tidak bisa bukan PO [pre order] beras komersial karena harnya di ujung [produsen] tinggi semua," beber Roy.
Oleh karena itu, Roy pun meminta agar pemerintah mengatasi kendala ritel agar mendapatkan harga beras yang wajar tanpa memberikan kerugian kepada ritel. Teranyar, pemerintah menyiapkan 200.000 ton beras untuk disuplai ke ritel modern sebagai upaya pemerataan pasokan dan mencegah kekosongan stok di gerai modern.
"Jual murah boleh tapi jual rugi jangan. Jadi kita harap pemerintah ada sebagai wasit di tengah untuk mengatur produsen agar tidak terlalu tinggi harganya," kata Roy.
Sebelumnya, sejumlah gerai ritel modern terpantau mengalami kelangkaan stok beras premium. Pasokan terbatas dan harga yang tinggi disebut jadi biang keroknya.
Berdasarkan pantauan Bisnis.com di sejumlah gerai ritel modern seperti Alfamart, Aflamidi, Indomaret dan Superindo di wilayah Bogor terlihat kekosongan beras premium.
Terpantau rak yang seharusnya berisikan beras premium kemasan 5 kg dalam kondisi kosong. Hanya tersisa label bertuliskan pembatasan pembelian beras maksimal 2 pack per orang.