Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan perintah untuk mengguyur 200.000 ton beras ke ritel modern imbas stok langka yang mulai terjadi di sejumlah daerah.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa Presiden telah memberikan instruksi untuk mendistribusikan sebagian beras dari Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) ke gerai-gerai ritel modern.
Arief menyebut sebanyak 50.000 ton bakal didistribusikan oleh Food Station di wilayah DKI Jakarta, sementara sisanya didistribusikan oleh Bulog. Adapun nantinya, beras yang disalurkan dalam kemasan 5 kilogram di gerai ritel modern.
"Saya diperintahkan bapak Presiden untuk membereskan yang di Cipinang, karena yang Cipinang ini stoknya banyak tapi di pasar modern sedikit," ujar Arief saat ditemui di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Senin (11/2/2024).
Selain itu, Arief menegaskan bahwa pihak Bulog akan segera mempercepat koordinasi dengan penggilingan padi untuk memproduksi beras SPHP kemasan 5 kilogram untuk dipasarkan ke ritel modern dan pasar tradisional.
Dia pun menegaskan bahwa pembatasan pembelian beras tetap diberlakukan. Setiap orang dibatasi pembeliannya yakni hanya 2 pack atau 10 kilogram. Arief memastikan pembatasan itu bukan disebabkan kelangkaan stok, melainkan untuk pemerataan.
Baca Juga
"Biasa misalnya nyetok di rumah 5 kilogram atau 10 kilogram, kalau didouble jadi 20 kilogram kebayang enggak kalau 2 kali lipat? But apa juga di rumah terlalu banyak? orang barangnya ada terus kok ya," tuturnya.
Direktur Utama Food Station Pamrihadi Wiraryo menyebut pihaknya akan mulai menyalurkan 1.000 ton beras komersial di pekan ini ke ritel modern di wilayah DKI Jakarta. Pamrihadi menegaskan, nantinya beras akan dijual sesuai HET yang berlaku untuk beras premium yakni sekitar Rp13.900 per kilogram.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey menjelaskan, pembatasan pembelian beras dilakukan ritel modern agar mencegah adanya spekulan. Meskipun dia mengakui adanya gangguan suplai beras SPHP, dan kenaikan harga beras komersial secara signifikan di tingkat produsen.
"Peraturan untuk HET ada, jadi peritel sebagai korporasi tentu dalam bahan pokok Dan penting sebagai penjaga HET sebenarnya. Kita akan meneruskan pembatasan ini supaya tidak ada spekulan," Kata Roy.
Sebelumnya, sejumlah gerai ritel modern terpantau mengalami kelangkaan stok beras premium. Pasokan terbatas dan harga yang tinggi disebut jadi biang keroknya.
Berdasarkan pantauan Bisnis.com di sejumlah gerai ritel modern seperti Alfamart, Aflamidi, Indomaret dan Superindo di wilayah Bogor terlihat kekosongan beras premium.
Terpantau rak yang seharusnya berisikan beras premium kemasan 5kg dalam kondisi kosong. Hanya tersisa label bertuliskan pembatasan pembelian beras maksimal 2 pack per orang.