Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PR Para Pengganti Jokowi, Lapangan Kerja hingga Disparitas Upah

Masalah penciptaan lapangan kerja hingga disparitas upah menjadi pekerjaan rumah yang perlu disoroti para calon presiden dalam debat capres terakhir.
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan (kanan), Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri), dan Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menghadiri Debat Capres Ketiga di Jakarta, Minggu (7/1/2024)/Bisnis-Abdurachman
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan (kanan), Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri), dan Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menghadiri Debat Capres Ketiga di Jakarta, Minggu (7/1/2024)/Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Isu ketenagakerjaan menjadi salah satu tema yang akan diangkat dalam debat capres terakhir pada Minggu (4/2/2024). Masalah penciptaan lapangan kerja hingga disparitas upah tenaga kerja menjadi sederet pekerjaan rumah yang perlu disoroti oleh para calon pengganti Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bob Azam mengatakan bahwa terdapat sekitar 3 juta orang pencari kerja baru yang masuk ke dalam pasar tenaga kerja setiap tahunnya dan pada saat yang bersamaan ada 350.000 orang yang kehilangan pekerjaan.

“Menciptakan pekerjaan yang berkualitas juga penting untuk memberikan pekerjaan kepada masyarakat terdidik,” ujar Bob kepada Bisnis, Kamis (2/2/2024).

Bob juga berharap ketiga calon presiden (capres) dapat menyampaikan gagasannya mengenai persoalan disparitas upah tenaga kerja antarprovinsi yang berbeda jauh, serta cara mengatasi dan mengantisipasi terhadap otomatisasi dan ekonomi hijau ke depan.

Selain itu, ekosistem ketenagakerjaan seperti pasar tenaga kerja yang rigid dan produktivitas yang rendah, serta kualitas sumber daya manusia juga diharapkan dapat dibahas dalam debat capres terakhir ini.

“Intinya, bagaimana pekerjaan ketenagakerjaan menjadi kunci indikator keberhasilan capres cawapres,” kata Bob.

Senada, Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai pemerintahan selanjutnya perlu menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia.

Menurutnya, investasi yang selama ini masuk ke Indonesia lebih banyak menyasar pada sektor padat modal sehingga penyerapan tenaga kerja minim.

“Kita maunya industri padat karya sehingga dapat menciptakan penyerapan kerja yang banyak,” kata Trubus kepada Bisnis, Jumat (2/2/2024).

Penyerapan kerja yang tinggi, lanjut Trubus, dapat mengatasi persoalan kemiskinan. Dengan banyaknya tenaga kerja yang terserap, pemerintah tidak perlu lagi menggelontorkan bantuan sosial (bansos) untuk menjaga daya beli masyarakat.

“Bansos ada cuma untuk pengaman sosial, bukan jor-joran seperti sekarang. Masyarakat miskin itu kan karena nggak ada lapangan pekerjaan,” ujarnya.

Dia juga mengharapkan investasi yang masuk ke Indonesia lebih menyasar industri manufaktur, bukan ke industri jasa. Selain penyerapan tenaga kerja yang rendah, industri jasa juga sangat rentan terhadap perubahan situasi, baik regional maupun global.

Jika pemerintah tidak menyikapi serius masalah ini, dia menyebut, Indonesia akan berisiko mengalami ledakan pengangguran. Selain itu, tingkat inflasi akan terus bergerak turun lantaran daya beli masyarakat anjlok. Ini juga berimbas pada turunnya penerimaan pajak dan pertumbuhan ekonomi.

Harapan Buruh

Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) mengharapkan para calon presiden dapat menyampaikan gagasannya terkait revisi Undang-Undang Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan hingga persoalan kecelakaan dan keselamatan kerja (K3) dalam debat terakhir besok.

Presiden KSBSI Elly Rosita Silaban mengatakan, UU Cipta Kerja telah membuat para buruh tidak nyaman dalam bekerja lantaran kontrak yang berkepanjangan hingga aturan pengupahan yang dinilai tidak adil.

“Kalau nggak berani, apa alasan kami mendukung paslon ini jika tidak berani bicara isu ini, dan itu harus dilaksanakan jika terpilih nanti,” kata Elly kepada Bisnis.

Kedua adalah mengenai K3 mengingat beberapa tahun terakhir banyak terjadi insiden kecelakaan yang terjadi seperti kebakaran pabrik hingga memakan korban jiwa. Kecelakaan yang kerap terjadi ini, kata dia, menunjukkan bahwa tidak ada implementasi K3 dan kesadaran dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

Ketiga, jaminan sosial. Elly mengharapkan cakupan jaminan sosial dapat diperluas untuk pekerja informal, termasuk migran, disabilitas, pedagang di digital platform, ojek online, dan pekerjaan yang tidak masuk dalam regulasi ketenagakerjaan saat ini.

Selanjutnya adalah pengawasan ketenagakerjaan dan penciptaan lapangan kerja. Tidak lupa juga, bagaimana upaya tiap capres agar isu pengupahan tidak menjadi polemik setiap tahunnya.

Isu lainnya yang diharapkan dibahas dalam debat tersebut yakni mengenai nasib pekerja yang terdampak oleh transisi energi.

“Itu kan juga mengganggu para pekerja di pertambangan karena bagaimana akses mereka ke pekerjaan yang baru jika nanti pertambangan itu ditutup, itu juga masih urgent sekali yang harus dipikirkan oleh pemerintah,” ujarnya. 

Visi dan Misi Capres

Sebelumnya, ketiga pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden telah menuangkan janji-janji politiknya dalam dokumen visi dan misi, termasuk soal isu ketenagakerjaan.

1. Visi Misi Anies-Muhaimin

Dalam hal ketenagakerjaan, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) berkomitmen untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas. Secara terperinci, paslon nomor 01 ini menargetkan penciptaan minimal 15 juta lapangan pekerjaan baru, termasuk green jobs jika berhasil keluar sebagai pemenang dalam Pilpres 2024.

Selain itu, paslon ini juga berjanji menciptakan lapangan kerja berkualitas di seluruh sektor, termasuk di sektor industri manufaktur, melakukan pemetaan kebutuhan tenaga kerja di masa mendatang, serta menyiapkan suplai tenaga kerja yang sesuai.

Keduanya juga berencana untuk membentuk Skill Development Fund. Nantinya, Skill Development Fund ini berada dibawah Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) bekerja sama dengan asosiasi industri. Ini bertujuan untuk mempercepat pelatihan kerja dan mengembangkan profesi dan bisnis.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper