Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom memperkirakan tingkat inflasi pada Januari 2024 akan tetap terjaga pada kisaran yang rendah.
Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, konsensus ekonom memperkirakan inflasi pada Januari 2024 secara rata-rata akan mencapai 0,27% (month-to-month/mtm), dengan estimasi tertinggi sebesar 0,45% mtm dan estimasi terendah sebesar 0,12% mtm.
Secara tahunan, konsensus ekonom memperkirakan inflasi Januari 2024 sebesar 2,53% (year-on-year/yoy), dengan estimasi tertinggi sebesar 2,72% yoy dan estimasi terendah sebesar 2,3% yoy.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan inflasi pada Januari 2024 mencapai 0,29% secara bulanan, lebih rendah dari 0,41% mtm pada Desember 2023.
Penurunan tersebut kata Josua terutama disebabkan oleh normalisasi permintaan pasca liburan natal dan tahun baru, juga penurunan inflasi bahan makanan.
“Penurunan inflasi bahan makanan didorong oleh deflasi harga cabai merah dan cabai rawit, seiring dengan panen yang terjadi di beberapa daerah. Sementara harga pangan tertentu, seperti daging ayam ras, bawang merah, dan beras, masih mengalami inflasi,” katanya kepada Bisnis, dikutip Kamis (1/2/2024).
Baca Juga
Secara tahunan, Josua memperkirakan inflasi pada Januari 2024 mencapai 2,56%, juga melandai dari Desember 2023 sebesar 2,61% yoy.
Perkembangan ini menurutnya dipengaruhi oleh laju inflasi harga bergejolak atau volatile food, terutama pada harga pangan.
Sejalan dengan itu, Josua memperkirakan inflasi inti akan menurun dari 1,80% yoy pada Desember 2023 menjadi 1,73% yoy pada Januari 2024.
“Namun, secara bulanan, inflasi diperkirakan meningkat dari 0,14% mtm ke 0,27% mtm, terutama didorong oleh kenaikan harga sewa dan kontrak rumah, serta gaji asisten rumah tangga,” jelas Josua.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan inflasi akan mencapai 2,44% pada Januari 2024, yang dipengaruhi oleh tingginya base effect pada periode yang sama tahun lalu.
“Selain itu, inflasi pada kelompok makanan juga terlihat menurun di bulan Januari 2024,” katanya.
Sementara secara bulanan, Andry memperkirakan inflasi Januari 2024 akan tercatat sebesar 0,17% mtm, terutama disebabkan oleh penurunan harga pangan.
Dia menjelaskan, harga beras masih menunjukkan inflasi sekitar 1,46% mtm, sementara beberapa komoditas lainnya menunjukkan deflasi, misalnya cabai merah dan cabai rawit menunjukkan deflasi masing-masing sebesar -17% mtm dan -46% tom, menyebabkan inflasi mencatat tingkat yang cukup rendah.
Andry juga memperkirakan inflasi inti akan melanjutkan tren penurunannya, dari 1,86% yoy pada Desember 2023 menjadi 1,73% yoy pada Januari 2024.
Di sisi lain, imbuhnya, inflasi inti secara bulanan terlihat menguat dari 0,20% mtm di Desember 2023 menjadi 0,27% mtm di Januari 2024.
Tekanan Inflasi Jelang Ramadan
Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) Banjaran Surya Indrastomo memperkirakan tingkat inflasi pada Januari 2024 akan mencapai 2,63% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Perkiraan tersebut naik tipis jika dibandingkan dengan inflasi pada Desember 2023 yang tercatat sebesar 2,61% yoy.
Menurutnya, tekanan inflasi berpotensi meningkat, yang salah satunya dipengaruhi oleh faktor musiman, yaitu periode Ramadan.
“Ada Ramadan effect, jadi harusnya sampai Maret 2024 tren inflasi naik,” katanya kepada Bisnis, Rabu (31/1/2024).
Banjaran mengatakan, di samping efek musiman, kenaikan inflasi pada periode tersebut juga dipengaruhi oleh harga-harga bahan baku industri olahan.
Meski demikian, imbuhnya, inflasi diperkirakan tetap terjaga pada tingkat di bawah 3% hingga Maret 2024, terutama didukung oleh kebijakan Bank Indonesia dan pemerintah.
Economist Estimates
Economist |
Firm |
Estimate (yoy) |
Tamara Mast Henderson |
Bloomberg LP |
2.5 |
Fakhrul Fulvian |
Trimegah Securities |
2.55 |
Miguel Chanco |
Pantheon Macroeconomics Ltd |
2.4 |
Euben Paracuelles |
Nomura Singapore Limited |
2.5 |
Lavanya Venkateswaran |
Oversea-Chinese Banking Corp Limited |
2.6 |
Suryaputra Wijaksana |
PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk |
2.65 |
Ramadani Partama |
PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk |
2.72 |
Krystal Tan |
Australia & New Zealand Banking Grp. |
2.55 |
Helmi Arman |
Citigroup Securities Indonesia |
2.4 |
Brian Tan |
Barclays Bank PLC |
2.65 |
Fikri C Permana |
KB Valbury Sekuritas |
2.38 |
Rully Arya Wisnubroto |
Pt Mirae Asset Sekuritas Indonesia |
2.53 |
Mika Martumpal |
Bank Cimb Niaga Tbk PT |
2.57 |
Gareth Leather |
Capital Economics Ltd |
2.5 |
BNP Paribas SA |
2.5 |
|
Goldman Sachs & Co LLC |
2.6 |
|
Sin Beng Ong |
JP Morgan Chase Bank NA |
2.5 |
Jeemin Bang |
Moodys Analytics Singapore Pte Ltd |
2.5 |
Radhika Rao |
DBS Bank Ltd |
2.6 |
Helmy Kristanto |
Danareksa Securities PT/Jakarta |
2.54 |
Renno Prawira |
PT Ciptadana Sekuritas Asia |
2.48 |
Pranjul Bhandari |
HK and SH Banking Corp Ltd SP BR |
2.3 |
Mega Capital Sekuritas PT |
2.7 |
|
David E Sumual |
Bank Central Asia Tbk PT |
2.42 |
Juniman Juniman |
PT Bank Maybank Indonesia Tbk |
2.56 |
Josua Pardede |
PT Bank Permata Tbk |
2.56 |
Sumber: Bloomberg