Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog buka suara usai beredar sebuah foto beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) ditempel stiker pasangan calon nomor urut 2 di media sosial X.com.
Manajer Humas dan Kelembagaan Perum Bulog Tomi Wijaya menegaskan, semua program yang ditugaskan kepada Bulog tidak berkaitan dengan kegiatan politik.
“Bulog menjual beras SPHP tanpa atribut apapun kecuali atribut Bulog,” tegas Tomi kepada Bisnis, Kamis (25/1/2024).
Tomi juga mengatakan, beras SPHP hanya untuk konsumen akhir. Kendati begitu dalam penyalurannya, Bulog tidak dapat mengatur dan mengawasi apa yang dilakukan oleh pembeli akhir dengan beras tersebut.
Beras SPHP saat ini dapat dijumpai dengan mudah, lantaran Bulog bekerja sama dengan berbagai jaringan distributor hingga retail modern. Hal ini bertujuan agar masyarakat mudah mengakses beras SPHP.
Dengan begitu, program stabilisasi harga beras dapat berjalan secara masif dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.
Baca Juga
“Ritel modern yang menjadi mitra kerja Bulog sudah mengatur pola penjualannya,” ujar Tomi.
Perlu diketahui, pemerintah sejak Oktober 2023 telah menginstruksikan Perum Bulog untuk membanjiri pasar dengan beras SPHP, termasuk ke ritel modern dan penggilingan.
Langkah tersebut bertujuan untuk menurunkan harga beras yang masih berada di atas harga eceran tertinggi (HET).
Di sisi lain, pembelian beras premium di gerai ritel modern dibatasi sejak Oktober 2023. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pembatasan dilakukan agar beras di retail modern tidak diborong oleh pedagang beras yang ingin ambil kesempatan.
“Supaya tidak dibeli pedagang besar, jadi untuk konsumen,” kata Arief pada Oktober 2023.