Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serapan Tenaga Kerja Rendah, Apindo: RI Perlu Genjot Investasi Padat Karya

Apindo berharap pemerintah dapat mendatangkan investasi yang mampu menyerap banyak tenaga kerja di Indonesia.
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menegaskan, investasi sektor industri padat karya tidak kalah penting ke depan sehingga pemerintah diharapkan dapat mendatangkan investasi yang mampu menyerap banyak tenaga kerja

Hal tersebut disampaikan Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo, Bob Azam, sekaligus merespons pernyataan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia yang menyebut bahwa Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan lapangan kerja di sektor padat karya untuk menjadi negara maju mengingat upah pekerja yang tergolong kecil di sektor tersebut.

“Tiap tahun ada 3 juta pencari kerja baru, ditambah sekitar 300.000 orang yang PHK (pemutusan hubungan kerja) dan membutuhkan pekerjaan,” kata Bob kepada Bisnis, dikutip Kamis (25/1/2024).

Dia mengatakan ke depannya, Indonesia perlu meningkatkan capaian investasi yang mampu menyerap tenaga kerja serta memberikan efek rambatan terhadap perekonomian nasional. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi harus dibangun dengan prinsip inklusif growth.

Selain itu, untuk meningkatkan serapan tenaga kerja di Tanah Air, Bob meminta pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi industri manufaktur.

Merujuk data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi mencapai Rp1.418,9 triliun pada 2023. Realisasi tersebut tidak berbanding lurus dengan serapan tenaga kerja yang tercatat hanya menyerap 1,82 juta tenaga kerja Indonesia di 2023.

Bahlil mengungkapkan, rendahnya serapan tenaga kerja lantaran investasi yang masuk ke Indonesia di dominasi oleh industri padat teknologi atau modal yang membutuhkan lebih sedikit tenaga kerja.

Menurutnya, Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan industri padat karya jika ingin menjadi negara maju. Pasalnya, upah yang diterima para pekerja di industri ini tergolong kecil sehingga tidak cukup mampu mendongkrak pendapatan per kapita Indonesia.

“Kalau kita masih mikir padat karya, sampai ayam tumbuh gigi negara ini nggak akan maju,” ujar Bahlil dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Investasi, Rabu (24/1/2024).

Oleh karena itu, pemerintah mendorong investasi utamanya di sektor hilirisasi, serta meningkatkan kualitas berpikir dan kemampuan pencari kerja agar mampu terserap oleh pasar tenaga kerja. Hal ini diyakini mampu membawa Indonesia sebagai negara maju.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper