Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi sepanjang 2023 mencapai Rp1.418,9 triliun dengan menyerap 1,82 juta tenaga kerja Indonesia.
Menteri Investas/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengatakan penyerapan kerja di 2023 meningkat dibandingkan 2022 yang tercatat sebanyak 1,30 juta tenaga kerja. Bahkan, jumlah penyerapan tenaga kerja 2023 merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.
“Baru kali ini [tertinggi]. Penyerapan lapangan kerja 1,8 juta lebih baru kali ini,” kata Bahlil dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta, Rabu (24/1/2024).
Bahlil mengharapkan, ke depannya generasi muda memiliki kemampuan khusus agar mampu terserap dalam pasar tenaga kerja.
Kendati begitu, penyerapan tenaga kerja tidak berbanding lurus dengan realisasi investasi. Bahlil menuturkan, serapan tenaga kerja yang masih rendah tersebut lantaran investasi yang masuk di Indonesia di dominasi oleh padat teknologi dan padat modal.
Menurutnya, kualitas berpikir para pencari kerja perlu ditingkatkan. Sebab, dia menilai, untuk menjadi negara maju, Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan industri padat karya.
Baca Juga
“Padat karya itu mohon maaf gajinya ya terukur tapi kalau bekerja di industri pasti penciptaan lapangan pekerjaan dengan upah yang cukup layak dan itu adalah cara kita untuk dorong GDP kita di atas bisa mencapai di atas US$10.000 [per kapita],” jelas Bahlil.
Berdasarkan data Kementerian Investasi, penyerapan kerja di 2019 mencapai 1.033.835 atau 1,03 juta. Jumlah tersebut terus naik signifikan. Di 2020, Kementerian Investasi tercatat penyerapan kerja mencapai 1,15 juta dan di 2021 sebesar 1,20 juta.
Tren peningkatan berlanjut di 2022. Dilaporkan, penyerapan tenaga kerja di 2022 mencapai 1,30 juta dan kembali meningkat di 2023 sebanyak 1,82 juta. Dengan jumlah tersebut, penyerapan tenaga kerja di 2023 menjadi yang tertinggi sepanjang periode 2019-2023.