Bisnis.com, JAKARTA - Kebocoran gas di pabrik kertas milik PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills-2 Karawang mengakibatkan ratusan warga sekitar keracunan massal. Anak usaha dari Asia Pulp & Paper (APP) Sinarmas ini pun menjadi sorotan karena perkara gas bocor yang telah terjadi berulang kali.
Terbaru, sengatan gas caustis soda dari pabrik kimia di Kutamekar, Karawang terpapar ke permukiman warga pada Sabtu (20/1/2024). Hal ini pun telah diakui oleh manajemen Pindo Deli diikuti dengan pernyataan menyesal atas kejadian tersebut.
Kali ini, kebocoran gas disebabkan terbukanya valve pada Chlorine Storage di atas standar yang seharusnya. Setidaknya tercatat 133 orang warga terdampak, di mana 12 orang dirawat dan sisanya mengalami sesak napas, mual, pusing, hingga tenggorokan kering.
Sebelum itu, pada September 2022 lalu, hal serupa terjadi. Warga disebut keracunan gas klorin yang berasal dari pabrik kertas PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills II. Setidaknya 33 orang berdatangan ke Rumah Sakit Rosela, Karawang.
Mereka merupakan warga dari Kampung Cigempol, Desa Kutamekar, Kec. Ciampel, Karawang. Adapun, 33 orang yang ke rumah sakit merupakan korban yang mengalami kondisi keracunan parah. Sementara, warga lainnya dirawat di klinik desa.
Penyebab keracunan berasal dari sumber gas klorin yang keluar dari cerobong karena proses pembakaran yang tidak sempurna. Beberapa tahun sebelumnya Pindo Deli disebut telah berjanji kepada warga untuk memperbaiki hal tersebut.
Baca Juga
Lantas, siapakah sosok pemilik pabrik kertas Pindo Deli?
Profil Pemilik Pabrik Pindo Deli
PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills menjadi bagian dari APP Sinarmas setelah diakuisisi pada 1997. Pabrik kertas ini sebelumnya telah beroperasi sejak 31 Januari 1975.
Setelah diambil alih APP, Pindo Deli mulai mengoperasikan mesin kertas 8 dan 9 dengan kapasitas 20.000 metrik ton per bulan di Kawasan Industri Surya Cipta.
Sebagaimana diketahui, APP Sinarmas merupakan salah satu produsen kertas terbesar di dunia yang didirikan oleh Eka Tjipta Widjaja.
APP telah mengoperasikan setidaknya 14 pabrik kertas besar di Indonesia, China, dan Kanada. Adapun, kapasitas produksinya mencakup bubur gabungan, kertas, dan kemasan-grade mencapai 18 juta ton per tahun.
Eka Tjipta Widjaja merupakan seorang taipan ternama yang berhasil mengembangkan korporasi hingga memiliki 6 lini bisnis yaitu pulp and paper, agribisnis dan pangan, layanan keuangan, pengembangan dan real estate, telekomunikasi, serta energi dan infrastruktur.
Semula, lini bisnis pulp and paper Sinar Mas berawal dari berdirinya PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. pada 1972. Seiring perkembangannya, pabrik ini memproduksi berbagai produk mulai dari pulp, kertas, kemasan, dan tisu.
Lini bisnis dengan merek dagang Asia Pulp & Paper (APP) tersebut kini memiliki kapasitas produksi 12 juta ton per tahun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 70.000 orang. Produk tersebut menjangkau 120 negara di 6 benua.
Berkat kesuksesannya, pada 2018 lalu, Eka Tjipta Widjaja berhasil menduduki peringkat ke-2 sebagai orang terkaya di Indonesia versi majalah Globe Asia pada tahun 2018 dengan kekayaan mencapai US$13,9 miliar atau setara dengan Rp217 triliun.
Kendati demikian, konglomerat RI pendiri Sinar Mas Group ini tutup usia pada Sabtu (26/1/2019) dan mewariskan gurita bisnis kepada Keluarga Widjaja.