Bisnis.com, JAKARTA - Asean+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Tanah Air pada tahun ini di atas 5%. Indonesia juga dinilai menjadi salah satu negara dengan kinerja terkuat dibandingkan sebagian besar negara berkembang lainnya.
Proyeksi tersebut disampaikan pada laporan ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AERO) edisi Januari 2024 yang dirilis hari ini, Kamis (18/1/2024) dengan Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2023 tumbuh sebesar 5% dan tahun ini sebesar 5,2%.
"Indonesia telah mengalami pemulihan yang sangat mengesankan dari pandemi. Pertumbuhannya mencapai sekitar 5% dalam periode terakhir, dan kami memperkirakan pertumbuhan tersebut akan berlanjut pada tahun ini sebesar 5,2%,” Kepala Ekonom AMRO Hoe Ee Khor dalam press briefing pada Kamis (18/1).
Jika melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun ini, Indonesia dinilai lebih tinggi dari Jepang (1,1%) dan Korea (2,3%). Adapun, Indonesia masih lebih rendah dari China, dengan proyeksi sebesar 5,3%.
Adapun, ia juga menuturkan bahwa jika dibandingkan dengan sebagian besar negara berkembang lainnya, perekonomian Tanah Air memiliki performa yang kuat.
“Saya pikir, dibandingkan dengan sebagian besar negara berkembang lainnya, Indonesia merupakan salah satu negara dengan kinerja terkuat. Indonesia telah melakukannya dengan baik, tidak hanya dalam hal pertumbuhan tetapi juga dalam hal inflasi,” jelasnya.
Baca Juga
Dalam laporannya, AMRO juga tidak mengubah proyeksi inflasi RI untuk tahun 2024 sebesar 2,8%.
Kho mengatakan bahwa Indonesia berhasil menurunkan inflasi dengan sangat tajam. Pada saat yang sama, Tanah Air berhasil menjaga defisit fiskal, jauh lebih kecil dari batas atas.
Menurutnya, dalam makroekonomi, Indonesia telah berhasil sangat bagi dan berharap potensi Indonesia dapat mendorong pertumbuhan lainnya.
“Kami berharap bahwa seiring berjalannya waktu, karena potensi Indonesia, terutama dalam hal sumber daya alam seperti nikel, akan menarik industri manufaktur baru, khususnya baterai dan kendaraan listrik, yang diharapkan akan memberikan dorongan pertumbuhan lainnya,” tuturnya.
Terkait Pemilu, ia berpendapat bahwa perekonomian Indonesia tidak akan berpengaruh secara fundamental, dan tidak berdampak besar bagi perekonomian Tanah Air.