Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Geliat KCI Impor KRL di Tengah Rencana Kenaikan Tarif

PT KCI atau KAI Commuter tengah melakukan pengadaan impor KRL baru dan mengkaji kenaikan tarif yang belum ada penyesuaian sejak 2016.
Sejumlah penumpang berada di dalam gerbong Kereta Rel Listrik di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (2/1/2022). Bisnis/Suselo Jati
Sejumlah penumpang berada di dalam gerbong Kereta Rel Listrik di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (2/1/2022). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter diketahui sedang melakukan pengadaan KRL melalui impor. Secara bersamaan juga tengah mengkaji kenaikan tarif KRL Jabodetabek.

Pengadaan KRL memang diperlukan karena jumlah penumpang terus meningkat setiap tahun. Tercatat pengguna KRL sepanjang 2023 sebanyak 290,89 juta penumpang atau meningkat 35% dibandingkan pada 2022 sebanyak 215,04 juta penumpang.

Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto menjelaskan, realisasi tersebut belum menyamai masa sebelum pandemi Covid-19 atau pada 2019 yang saat itu menembus 336,27 juta penumpang.

“Volume penumpang 2023 baru hampir menyamai di 2019, tercatat pada 2019 masih 13% lebih tinggi dari tahun 2023,” jelas Asdo dalam konferensi pers di Kantor KAI Commuter, Kamis (11/1/2024).

Adapun, seiring dengan peningkatan jumlah penumpang tersebut, KAI Commuter melakukan pengadaan rangkaian kereta (trainset) dengan anggaran sebesar Rp8,65 triliun.

Asdo mengatakan, kebutuhan dana tersebut untuk memenuhi upaya peremajaan dan penambahan armada KRL hingga 2027 atau tiga tahun mendatang. Upaya ini dilakukan melalui sejumlah cara, yakni impor, retrofit, dan juga pengadaan sarana trainset baru.

Dia memaparkan, dari jumlah tersebut, sekitar Rp3,65 triliun di antaranya diperoleh melalui pinjaman dari bank. Sementara itu, sebanyak Rp5 triliun akan diperoleh melalui penyertaan modal negara (PMN) dari pemerintah

“Kebutuhan capex pengadaan KRL baik impor dan retrofit ini diajukan Rp8,65 triliun, dari pemerintah itu PMN Rp5 triliun ke KAI yang akan dialirkan ke KCI,” jelas Asdo.

Adapun, suntikan dana melalui PMN akan disalurkan secara bertahap hingga 2026. Secara terperinci, Asdo mengatakan KAI Commuter akan memperoleh PMN senilai Rp2 triliun pada 2024, kemudian masing-masing Rp1,5 triliun untuk tahun 2025-2026.

Asdo melanjutkan, saat ini pihaknya juga tengah mengupayakan impor sebanyak 3 rangkaian kereta. Dia menuturkan, trainset yang akan diimpor itu masing-masing akan terdiri atas 12 kereta atau gerbong.

KAI Commuter telah mengerucutkan opsi ke 5 produsen kereta. Dalam proses ini KAI Commuter mendapatkan pendampingan dari Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Hal ini agar trainset yang diimpor nantinya sesuai dengan kondisi prasarana serta spesifikasi teknis perkeretaapian di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper