Bisnis.com, JAKARTA - Harga gula berisiko naik hingga ke level Rp20.000 per kilogram saat momentum lebaran tahun depan atau 2024. Realisasi impor disebut menjadi harapan.
Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Budi Hidayat membeberkan, risiko harga gula kian melonjak pada 2024. Menurutnya, harga gula bisa tembus Rp20.000 per kilogram saat lebaran tahun depan apabila realisasi impor berjalan lambat.
"Ya maksimal [harga gula] Rp20.000 [per kilogram] saat lebaran," ujar Hidayat saat ditemui usai menghadiri National Sugar Summit, Rabu (13/12/2023).
Kendati begitu, dia meyakinkan risiko itu bisa dihindari saat pasokan gula impor segera tiba di Indonesia. Adapun saat ini, sejumlah importir mulai kembali aktif mendatangkan gula dari luar negeri setelah sebelumnya sempat terhambat akibat pelemahan kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).
"Beberapa [importir] ini sudah tender, PTPN saya dengar sudah tender, kalau gitu bisa enggak sampai Rp20.000 lah [harga gula], kalau [import] segera datang. Kalau udah dateng enggak naik lagi harganya," jelas Hidayat.
Adapun sejumlah negara yang menjadi sumber impor gula Indonesia yakni Brasil, India dan Thailand. Bahkan, sejumlah negara eksportir gula itu disebut mulai menurunkan harga gulanya saat ini setelah mengalami lonjakan harga dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga
Hidayat menyebut, kuota impor gula tahun ini sebanyak 990.000 ton raw sugar dan gula kristal putih sebanyak 215.000 ton. Namun, belum seluruhnya kuota impor gula tersebut terealisasi.
Menurutnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah memberikan tenggat waktu hingga akhir Februari 2024 kepada para importir untuk mendatangkan gula ke Indonesia.
"Makanya Kepala Bapanas ngejar-ngejar pemegang izin impor supaya segera mendatangkan gulanya supaya stok nasional [aman]. Malah diberi waktu sampai akhir Februari, ditunggu kedatangan impornya," bebernya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan harga gula rata-rata secara nasional telah tembus di level Rp17.331 per kilogram pada 11 Desember 2023. Lonjakan harga gula pasir di akhir tahun, kata Arief, perlu menjadi perhatian semua pihak.
"Kami mengimbau agar importir merealisasikan [impor] sesuai dengan PI [persetujuan impor] yang disetujui agar dapat mengendalikan harga gula," ujar Arief dalam pembukaan National Sugar Summit 2023 secara virtual, Rabu (13/12/2023).
Dia menjelaskan, harga gula yang tinggi saat ini juga tidak lepas dari faktor kenaikan harga produksi di hulu dan hilir. Restriksi ekspor oleh negara penghasil gula terbesar dan penurunan produksi akibat El Nino juga memperparah lonjakan harga gula dunia.
Di sisi lain, Indonesia pun hingga kini masih menggantungkan kebutuhan gulanya dari pasokan luar negeri. Arief menyebut, Indonesia mengimpor sekitar 2,2 juta ton gula per tahun dari jumlah kebutuhan sekitar 3,2 juta ton.
"30% kebutuhan gula di Indonesia masih bergantung pada impor. Ini [faktor global] berdampak pada naiknya harga gula nasional," tuturnya.