Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mengguyur insentif jumbo untuk memuluskan proyek usaha patungan baterai listrik Indonesia Battery Corporation (IBC) dengan Contemporary Amperex Technology Co. (CATL) dan LG Energy Solution Ltd (LGES).
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memberikan insentif untuk dua raksasa produsen baterai setrum asal China dan Korea Selatan tersebut.
“Saya kasih insentif fiskal tax holiday, izinnya pemerintah yang urus berbagai kemudahan yang tidak merugikan negara kita kasih,” kata Bahlil di Jakarta, Senin (11/12/2023).
Selain itu, Bahlil mengatakan, pemerintah turut memberi kepastian investasi kepada CATL dan LG ihwal rencana mereka di Indonesia dalam jangka panjang saat ini.
“Kita memberikan jaminan kepastian tentang investasi kalau ada masalah saya turun tangan,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, kepastian investasi untuk pengembangan baterai kendaraan listrik terintegrasi di Indonesia dari Contemporary Amperex Technology Co. (CATL) lewat PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd. (CBL) bakal dipegang akhir bulan ini.
Baca Juga
Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho memastikan bahwa kepastian investasi dari salah satu produsen baterai terbesar dari China itu bakal berlaku dari sisi hulu di tambang hingga sisi paling hilir ekosistem daur ulang baterai setrum.
Total investasi yang berhasil diamankan dari hulu ke hilir itu mencapai US$5,8 miliar setara dengan Rp90,50 triliun (asumsi kurs Rp15.605 per dolar AS).
“Insyallah, dalam akhir bulan Desember investasi dari CATL dari hulu sampai hilir itu akan masuk, nanti akan ada tanggal yang akan diumumkan,” kata Toto di Jakarta, Senin (11/12/2023).
CATL, lewat CBL tergabung bersama dengan IBC ke dalam Proyek Dragon. Nantinya, alokasi investasi itu bakal diserap secara bertahap dalam kurun waktu 3 hingga 4 tahun sesuai dengan lini masa pengerjaan industri baterai setrum tersebut.
Adapun, CBL bersama dengan IBC telah menyelesaikan studi kelayakan bersama dengan IBC berkaitan dengan hilirisasi nikel lanjutan di sisi pemurnian, prekursor, katoda, sel baterai, hingga tahap daur ulang.
“Yang ditandatangani itu bukan hanya di tambang, tetapi juga di smelter HPAL, prekursor, katoda, anoda sampai daur ulang,” kata Toto.