Bisnis.com, JAKARTA — Kepastian investasi untuk pengembangan baterai kendaraan listrik terintegrasi di Indonesia dari Contemporary Amperex Technology Co. (CATL) lewat PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd. (CBL) bakal dipegang akhir bulan ini.
Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho memastikan bahwa kepastian investasi dari salah satu produsen baterai terbesar dari China itu bakal berlaku dari sisi hulu di tambang hingga sisi paling hilir ekosistem daur ulang baterai setrum.
Total investasi yang berhasil diamankan dari hulu ke hilir itu mencapai US$5,8 miliar setara dengan Rp90,50 triliun (asumsi kurs Rp15.605 per dolar AS).
“Insyallah, dalam akhir bulan Desember investasi dari CATL dari hulu sampai hilir itu akan masuk, nanti akan ada tanggal yang akan diumumkan,” kata Toto di Jakarta, Senin (11/12/2023).
CATL, lewat CBL tergabung bersama dengan IBC ke dalam Proyek Dragon. Nantinya, alokasi investasi itu bakal diserap secara bertahap dalam kurun waktu 3 hingga 4 tahun sesuai dengan lini masa pengerjaan industri baterai setrum tersebut.
Adapun, CBL bersama dengan IBC telah menyelesaikan studi kelayakan bersama dengan IBC berkaitan dengan hilirisasi nikel lanjutan di sisi pemurnian, prekursor, katoda, sel baterai, hingga tahap daur ulang.
Baca Juga
“Yang ditandatangani itu bukan hanya di tambang, tetapi juga di smelter HPAL, prekursor, katoda, anoda sampai daur ulang,” kata Toto.
Adapun, CBL dan PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) akan membentuk joint venture pada sisi hulu tambang. Dalam proses ini, Antam akan mendivestasikan 49% sahamnya di konsesi tambang nikel yang dikelola anak usaha mereka, PT Sumberdaya Arindo, kepada anak usaha yang dikendalikan CBL, Hong Kong CBL Limited (HKCBL).
Antam juga telah mengamankan pengalihan sebagian saham PT Feni Haltim (FHT) HKCBL. Pengalihan saham Feni Haltim ini dilakukan untuk pengembangan dan pengoperasian kawasan industri sebagai lokasi pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) terintegrasi.
Selain itu, pengembangan akan dilakukan untuk melakukan perluasan dan/atau pembangunan pelabuhan dan infrastruktur lainnya, termasuk di dalamnya pembangunan fasilitas pengolahan nikel berbasis teknologi rotary kiln electric furnace sebanyak empat line produksi, untuk mewujudkan pengembangan ekosistem baterai EV di Halmahera Timur, Maluku.