Berlokasi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Berau Coal beroperasi di empat lokasi penambangan, yakni Binungan, Lati, Sambarata, dan Gurimbang. Berau Coal memiliki rencana produksi atau eksploitasi berupa jangka pendek, menengah, dan panjang.
Dalam jangka panjang, sampai akhir penambangan pun perencanaannya sudah ada. Ketika RKAB eksploitasi dilakukan 3 tahun sekali, perubahan target karena koreksi harga batu bara menjadi lebih fleksibel.
Berdasarkan pasarnya, Berau Coal memprioritaskan penjualan ekspor dengan memenuhi standar minimal pemenuhan domestic market obligation (DMO). Adapun, pasar ekspor utamanya, yakni China, India, dan Taiwan.
Di sisi lain, Berau juga mulai memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) berupa penggunaan listrik tenaga surya atau solar cell pada atap bangunan perkantoran perusahaan, coal processing plant di Suaran, perangkat-perangkat inovasi teknologi di operasi baik di aspek lingkungan maupun K3, dan penerangan jalan tambang.
"Efisiensi dilakukan melalui penggunaan EBT, biodiesel B35, percepatan revegetasi dan reklamasi, penggunaan eco-mode pada kendaraan alat berat, dan inovasi teknologi lain dalam pengurangan penggunaan kendaraan dan BBM," tambahnya.
Selain itu, Berau banyak berfokus pada upaya reklamasi lahan pascatambang. Kegiatan reklamasi pascatambang meliputi berbagai hal, seperti rehabilitasi lahan bekas tambang, revegetasi, dan pemeliharaan dan pengawasan. Salah satunya pemanfaatan kawasan pascatambang menjadi lapangan golf yang pertama di Indonesia.