Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daftar Bahan Pangan yang Sumbang Inflasi November 2023

Berikut daftar komoditas pangan yang sumbang inflasi November 2023.
Pedagang menata barang dagangannya di salah satu pasar di Jakarta, Senin (18/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata barang dagangannya di salah satu pasar di Jakarta, Senin (18/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan komoditas pangan masih menjadi penyumbang inflasi terbesar pada November 2023.

“Tiga dari delapan komoditas utama penyebab inflasi pada November 2023 adalah komoditas hortikultura, yaitu cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah,” kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud dalam konferensi pers, Jumat (1/12/2023).

Edy menjelaskan komoditas cabai rawit pada November 2023 mencatat inflasi sebesar 42,83% secara bulanan (month-to-month/mtm) dan memberikan andil sebesar 0,16% terhadap inflasi umum.

Selain itu, komoditas cabai rawit dan bawang merah masing-masingnya mencatat inflasi sebesar 43,27% yoy dan 11,49% yoy, dengan andil terhadap inflasi masing-masing sebesar 0,08% dan 0,03%.

“Sehingga secara total ketiganya memberikan andil ke inflasi sebesar 0,27%,” jelas Edy.

Adapun, inflasi ketiga komoditas tersebut kata Edy relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2 tahun sebelumnya.

Sementara itu, komoditas beras pada November 2023 mengalami inflasi dengan tekanan yang terus melemah. Inflasi beras pada periode tersebut tercatat sebesar 0,43% mtm, lebih rendah dari 1,72% pada Oktober 2023.

“Kondisi tersebut sejalan dengan kondisi yang terjadi pada inflasi beras pada akhir 2022, di mana pada November 2022 tekanan inflasi beras melemah dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” kata Edy.

Dia menambahkan, kota yang mengalami inflasi beras pun menurun, dari 87 kota pada Oktober 2023 menjadi 59 kota pada November 2023.

Secara keseluruhan, BPS mencatat inflasi bulanan pada November 2023 adalah sebesar 0,38% mtm, sementara secara tahunan mencapai 2,86% (year-on-year/yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper