Bisnis.com, JAKARTA- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat indeks kepercayaan industri (IKI) November 2023 menyentuh 52,43 atau meningkat 1,73 poin dibandingkan Oktober 2023 yang menyentuh level 50,70.
IKI mengalami penurunan sejak pertumbuhan indeks terakhir pada Juni 2023 yang berada di level 53,93, naik dari posisi Mei sekitar 50,9. Kemudian IKI mencapai level 53,31 turun 0,60 poin pada Juli 2023.
Selanjutnya, pada Agustus level IKI turun 0,09 poin menjadi 53,22 dan kembali melambat 0,71 poin menjadi 52,51 pada September, serta melambat 1,81 poin pada Oktober 2023.
Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief mengatakan laju pertumbuhan IKI sejatinya bisa lebih tinggi dengan adanya pengendalian impor, serta penegakan hukum terkait produk impor ilegal.
Selain itu, berjalannya program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) yang menjual gas dengan harga US$6 per million british thermal unit (MMBTU). Pasalnya masih ada industri penerima HGBT yang mendapatkan harga di atas US$6 per MMBtu.
“Kalau seandainya HGBT berjalan baik dengan harganya dijual di bawah US$6 per MMbtu, maka akan meningkatkan daya saing produk. Tentunya harga produk akan lebih murah dan meningkatkan daya saing,” tuturnya dalam rilis IKI di Kantor Kemenperin, Kamis (30/11/2023).
Baca Juga
Adapun, dia menyebut faktor yang penguatan IKI pada November 2023 adalah peningkatan produksi dan permintaan, penguatan nilai tukar rupiah, serta faktor musiman untuk persiapan Natal dan Tahun Baru 2024.
Sektor industri mesin dan perlengkapan mengalami peningkatan paling besar, yakni 9,37 poin. Selain itu, sebanyak 12 sektor mengalami peningkatan dengan dua sektor, yakni industri minuman, dan industri furnitur mengalami peningkatan dua bulan beruntun.
Sebanyak 12 sektor yang mengalami peningkatan adalah industri pengolahan tembakau, industri pakaian jadi, industri barang logam, bukan mesin, dan peralatannya, industri kulit, iarang dari kulit dan alas kaki, serta industri kertas dan barang kertas.
Kemudian ada industri percetakan dan repro media rekaman, industri pengolahan lainnya, industri farmasi, obat kimia dan tradisional, industri kendaraan bermotor, trailer dan semitrailer, industri karet, barang karet dan plastik, dan industri logam dasar.
Variabel pesanan baru dan produksi mengalami ekspansi menjadi 54,85 dan 54,50. Sementara variabel persediaan produk masih kontraksi menjadi 43,29 pada November 2023 akibat adanya peningkatan stok produk pada industri pengolahan.