Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Mesti Kebut 30% Belanja dalam 2 Bulan

Belanja negara yang belum terealisasi mencapai 30%, padahal tahun anggaran 2023 tersisa dua bulan lagi. Realisasi belanja APBN pun harus dikebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) dalam konferensi pers Produk Domestik Bruto (PDB) atau Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III/2023 dan Stimulus Fiskal di Jakarta, Senin (6/11/2023). - Bisnis/Himawan L. Nugraha
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) dalam konferensi pers Produk Domestik Bruto (PDB) atau Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III/2023 dan Stimulus Fiskal di Jakarta, Senin (6/11/2023). - Bisnis/Himawan L. Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah terpantau harus segera menyelesaikan realisasi belanja pemerintah pusat, karena terdapat 30% anggaran yang belum digunakan dari pagu APBN hingga akhir Oktober 2023.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa hingga Oktober 2023, realisasi belanja pemerintah pusat mencapai Rp1.572,2 triliun atau 70% dari pagu yang dialokasikan dalam APBN.

Secara umum, realisasi ini turun dari periode yang sama tahun lalu yakni 5,9% year-on-year (YoY).

"Makanya penting pada November—Desember ini belanja pemerintah pusat akan semakin disisir untuk melihat apakah mereka bisa untuk merealisasikan seluruh alokasi yang sudah dipagukan di APBN," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita edisi November 2023, Jumat (24/11/2023).

Sri Mulyani menjelaskan bahwa kementerian/lembaga (K/L) telah membelanjakan anggaran Rp768,7 triliun atau 76,8% dari pagu. Utamanya, belanja untuk pelaksanaan pemilihan umum atau Pemilu, Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, serta penyelesaian infrastruktur prioritas dan berbagai belanja bantuan sosial (bansos).

Sementara itu, belanja non K/L tercatat lebih rendah atau 64,5% dari pagu dengan angka sekitar Rp803,6 triliun. 

"Untuk non K/L biasanya untuk pembayaran subsidi BBM, listrik, Kartu Prakerja, subsidi pupuk, dan dana pensiun," jelasnya. 

Adapun, belanja pemerintah pusat yang manfaatnya langsung dinikmati masyarakat, tercatat mencapai Rp899,1 triliun. Belanja tersebut memiliki porsi 57,2% dari belanja pemerintah pusat secara keseluruhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper