Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN tengah memasangkan sejumlah proyek lelang yang dimenangkan pengembang listrik swasta (IPP) untuk mendapat pendanaan murah dari program Just Energy Transition Partnership (JETP).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, sebagian besar proyek yang diidentifikasi masuk ke dalam daftar pembiayaan JETP dikerjakan oleh IPP. Darmawan menuturkan, IPP mengerjakan 60% dari sekitar 1.000 proyek yang disampaikan pemerintah untuk mendapat pendanaan dari JETP.
“Kami hubungkan antara pemenang program-program ini dengan pembiayaan JETP. Harapannya ini kompetitif dan cost of fund-nya jadi rendah,” kata Darmawan saat konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (21/11/2023).
Adapun, JETP membagi lima fokus area investasi dalam dokumen Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP). Kelima fokus area itu meliputi pembiayaan pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), jalur transmisi dan jaringan, hingga peningkatan bauran energi baru terbarukan (EBT).
Belakangan, JETP mengidentifikasi 400 proyek yang menjadi prioritas dengan kebutuhan investasi minimal US$67,4 miliar. Dari proyek prioritas itu, hanya 50 proyek yang menjadi unggulan untuk segera didanai sampai dengan 2030.
“Harapan kami funding dari JETP tersalurkan, kami juga berkomunikasi dengan para pemenang lelang proyek ini, bahkan mereka sudah berkomunikasi dengan JETP sebelum mereka memenangkan lelang,” kata Darmawan.
Baca Juga
Beberapa proyek unggulan JETP, di antaranya terkait dengan pembiayaan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA), panas bumi, bioenergi, panel surya, serta pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
Sejumlah proyek PLTA yang masuk jadi unggulan meliputi, PLTA Sulbagsel Kuota Tersebar 1, PLTA Sulbagsel Kuota Tersebar 2, PLTA Kalseltengtimra Tersebar 1, 2, PLTA Konawe Bendungan Pelosika, PLTA IPP Bendungan Merangin PUPR, PLTA PS Jatiluhur, PLTA PS Matenggeng, PLTA PS Grindulu.
Selain itu, untuk proyek panas bumi, di antaranya PLTP Hululais, PLTP Tulehu, PLTP Sungai Penuh, PLTP Batu Raden, PLTP Kaldera Danau Banten, PLTP Telaga Ngebel, PLTP Arjuno Welirang, PLTP Candi Umbul Telomoyo, dan proyek panas bumi hasil pengeboran eksplorasi pemerintah.
Untuk proyek pembangkit bioenergi, di antaranya Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Palembang, TA PLTSa Jawa Barat, TA PLTSa Tangerang, PLTSa Tangsel, PLTSa Bekasi, PLTSa Sulbagsel, PLTSa Semarang, PLTSa Sulbagut, program co-firing batu bara pada 52 PLTU.
Pada proyek unggulan panel surya, JETP berniat untuk membiayai proyek dedieselisasi pembangkit PLN yang ditarget beroperasi komersial pada 2027 dengan sistem tersebar di sejumlah pulau. Pembiayaan itu turut dialokasikan untuk investasi battery energy storage system dengan kapasitas terpasang pembangkit 165 megawatt (MW) dan baterai dengan kapasitas 322 MW.
Selain itu, rencana pembiayaan turut dialokasikan untuk PLTS Hijaunesia, PLTS Karang Kates, PLTS Terapung Waduk Jatiluhur, PLTS Terapung Saguling, PLTS Terapung Singkarak.
Adapun, proyek unggulan pada pembangkit listrik tenaga angin menyasar pada PLTB Timor (Kuota) Tersebar, PLTB Tanah Laut, PLTB Sulbagsel, PLTB Aceh, PLTB Banten.