Bisnis.com, JAKARTA — Aksi boikot sejumlah produk pro Israel masih terus berlangsung di sejumlah negara, termasuk di Indonesia yang dilakukan sebagai bentuk protes serangan brutal Israel ke Palestina
Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahkan mengeluarkan fatwa terbaru No.83/2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina yang mengharamkan dukungan agresi Israel ke Palestina baik secara langsung maupun tidak langsung.
“Mendukung agresi Israel terhadap Palestina atau pihak yang mendukung Israel baik langsung maupun tidak langsung hukumnya haram,” demikian salah satu dari 5 diktum penting terkait fatwa tersebut, mengutip laman resmi MUI, Senin (13/11/2023).
Selain mengeluarkan fatwa, MUI juga memberikan beberapa rekomendasi kepada umat muslim secara umum, di antaranya untuk semaksimal mungkin menghindari transaksi dan penggunaan produk Israel dan yang terafiliasi dengan Israel, serta yang mendukung penjajahan dan zionisme.
Di Indonesia, terdapat sejumlah produk yang diboikot karena diduga terafiliasi Israel seperti Coca-Cola, Nestle, Pizza Hut, Danone, hingga McDonald's. Hal ini menuai berbagai respons dari perusahaan hingga kalangan masyarakat sebagai konsumen aktif di beberapa produk asing tersebut.
Di satu sisi, aksi boikot dinilai dapat efektif menghentikkan aliran dana untuk Israel. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal yang menyebutkan aksi boikot akan berdampak pada penurunan penjualan.
Baca Juga
"Jika penurunan penjualannya dalam jangka waktu lama, bisa mengurangi jumlah tenaga kerja di perusahaan yang bersangkutan," kata Faisal kepada Bisnis, dikutip Rabu (15/11/2023).
Di sisi lain, aksi boikot juga akan memicu efisiensi karyawan di beberapa perusahaan yang terkena dampak aksi boikot. Hal ini yang masih menjadi pro kontra di tengah masyarakat terkait pemboikotan produk pro Israel di Indonesia.
Berikut respons Danone, Coca-Cola, McD, dan Pizza Hut soal aksi boikot produk pro Israel:
1. Danone
PT Danone Indonesia, perusahaan yang memproduksi air mineral Aqua, Vit hingga Mizone buka suara terkait adanya seruan boikot produk-produknya karena dituding pro Israel.
Danone menjadi salah satu produk yang menjadi sasaran boikot karena diduga terafiliasi Israel. Sementara, masyarakat muslim di Indonesia kini direkomendasikan untuk menghindari transaksi atau penggunaan produk pro Israel.
Corporate Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin, mengatakan perusahaan yang telah beroperasi di 120 negara ini tidak terafiliasi dengan kelompok tertentu.
"Sebagai entitas swasta, Danone tidak memiliki afiliasi dengan politik di manapun," kata Arif dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Selasa (14/11/2023).
Sebagai perusahaan publik yang hadir di berbagai penjuru dunia, Arif menuturkan bahwa pihaknya telah mempekerjakan karyawan dari berbagai etnis dan budaya. Dengan demikian, Danone tidak berorientasi pada suatu kelompok.
Terlebih, Danone tidak memiliki pabrik dan tidak beroperasi di Israel. Dia pun menegaskan bahwa Danone hanya akan fokus untuk mewujudkan misi dalam meningkatkan kesehatan melalui makanan dan minuman.
"Danone merupakan entitas bisnis yang tidak memiliki keterkaitan atau melibatkan diri dalam pandangan politik ataupun hal-hal di luar wilayah bisnis," ujarnya.
2. Coca-Cola
Sementara itu, Public Affairs, Communication & Sustainability Director for Indonesia and PNG CocaCola Europacific Partners (CCEP) Indonesia, Lucia Karina mengatakan, pihaknya tak bisa memberikan komentar lebih, tetapi dia memastikan dunia usaha akan tetap bergerak.
"Yang jelas apapun yang terjadi semua produk-produk itu diproduksi oleh orang-orang Indonesia dengan menggunakan produk lokal untuk Indonesia," kata Karina saat ditemui di Hutan Kota by Plataran, Selasa (14/11/2023).
Menurut Karina, pilihan untuk boikot pun merupakan hak dari masing-masing individu. Pada saat yang sama, dia meyakini bahwa semua pihak memiliki kesempatan untuk berusaha.
3. McDonald's
Dalam siaran resminya, McD Indonesia memberikan penjelasan bahwa pihaknya berada di bawah naungan PT Rekso Nasional Food yang tercatat sebagai pemegang waralaba McDonald's Indonesia. Pihaknya pun mengaku prihatin dengan apa yang sedang terjadi dengan Israel dan Palestina saat ini.
"Simpati kami tujukan kepada para korban, keluarga mereka, dan komunitas yang terdampak," ujar PT Rekso dalam siaran resmi dikutip bisnis dari Instagram @mcdonaldsid pada Senin (23/10/2023).
Mengenai informasi yang simpang siur mengenai keterkaitan mereka terhadap Israel, PT Reksa pun menegaskan bahwa mereka adalah perusahaan independen.
"McDonald's Indonesia merupakan entitas yang beroperasi secara independen dan tidak terafiliasi dengan kegiatan operasional maupun keputusan McDonald's di negara lain, termasuk McDonald's Israel," tulisnya.
Dengan ini, pihaknya berkomitmen akan memberikan pelayanan yang baik dengan menyajikan makanan yang berkualitas.
4. Pizza Hut
Corporate Secretary PZZA Kurniadi Sulistyomo secara umum tidak memberikan tanggapan perihal seberapa besar dampak dari seruan boikot. Akan tetapi, dia menyatakan perseroan saat ini menghormati segala bentuk aspirasi yang disampaikan.
"Untuk saat ini lebih bijaksana jika kami menghormati aspirasi demokrasi yang berjalan," ujarnya kepada Bisnis dikutip pada Selasa (14/11/2023).