Bisnis.com, JAKARTA - Bakal calon presiden Ganjar Pranowo akan menjadikan kebutuhan investasi dalam transisi energi baru terbarukan (EBT) menjadi sebuah peluang.
Dalam forum Pidato Calon Presiden Republik Indonesia: Arah dan Strategi Politik Luar Negeri yang diadakan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) di Gedung Pakarti, Jakarta Pusat pada Selasa (7/11/2023), Ganjar menuturkan, untuk beralih ke energi yang lebih bersih dibutuhkan biaya investasi yang sangat besar.
"Kami pernah coba hitung-hitung bersama tim kami, ini kebutuhan investasinya untuk energi baru terbarukan, renewable enegy, ini kira-kira bisa sampai Rp1.300 triliun," ungkap Ganjar.
Mantan gubernur Jawa Tengah ini mengira, akan banyak orang yang kaget bahkan takut dengan angka yang sangat banyak itu.
Bagi sebagian orang, kata Ganjar, kebutuhan investasi yang besar itu akan sulit dicapai. Namun, Ganjar mengatakan angka tersebut seharusnya dilihat sebagai peluang.
"Mereka yang punya peluang bisnis maka ini akan bisa menangkap bahwa inilah potensi yang bisa kita lakukan dan ini akan menyerap banyak tenaga kerja," jelasnya.
Baca Juga
Ganjar menegaskan pentingnya bagi Indonesia untuk segera beralih ke energi terbarukan yang mandiri.
Menurutnya, Indonesia masih sangat tergantung dengan impor minyak. Padahal, belakangan harga minyak dunia semakin fluktuatif.
"Kira-kira kalau itu [harga minyak dunia] tidak selesai-selesai, naik terus-menerus, APBN pasti akan jebol. Nah kita mesti kita kendalikan. Kita mari bicarakan ke depan apa yang mesti kita lakukan," ungkapnya.
Tak hanya itu, Ganjar mengatakan surplus energi listrik di Indonesia juga bisa dimanfaatkan. Menurutnya, Indonesia bisa mengekspor surplus ke Asean. Dengan begitu, ada tambahan anggaran untuk mewujudkan kemandirian energi Indonesia.