Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan adanya potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir 2023 atau secara keseluruhan tahun melemah menuju angka 4,99% (year-on-year/yoy), tanpa adanya paket kebijakan ekonomi.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa pelemahan tersebut akibat banyaknya ketidakpastian domestik dan global yang berdampak pada ekonomi Indonesia.
Melalui paket kebijakan mulai dari insentif pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP) untuk sektor perumahan, bantuan langsung tunai (BLT), dan bantuan pangan, diharapkan dapat mengerek perekonomian Tanah Air pada kuartal terakhir tahun ini.
Paket yang dijalankan mulai November ini diharapkan dapat menjaga ekonomi Indonesia untuk dapat tumbuh sebesar 5,01% pada kuartal IV/2023. Lebih rendah dari outlook pemerintah di level 5,06%.
“Dengan banyaknya ketidakpastian itu bisa melemah ke 4,81 persen. Dengan adanya paket ini, kita berharap bisa menambah 0,2 persen additional growth sehingga kita harapkan di kuartal empat pertumbuhan ekonomi bisa tetap dijaga di 5,01%,” jelasnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menyatakan, dengan demikian, harapannya untuk keseluruhan tahun 2023 ekonomi dapat terjaga di atas 5%, tepatnya 5,04%.
Baca Juga
“Karena kalau tidak, mungkin dengan kuartal III/2023 sekarang di 4,94% dan kalau kuartal IV/2023 nanti tidak diberikan dukungan, pertumbuhan ekonomi bisa saja turun ke 4,99% [2023],” tambahnya.
Sementara untuk tahun depan, dengan berlanjutnya kebijakan PPN DTP hingga akhir 2024, dirinya berharap ekonomi dapat terjaga di level 5,24%.