Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan meski pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat di bawah 5%, namun masih lebih tinggi dari Amerika Serikat (AS) dan China.
Berdasarkan data yang Bisnis himpun, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2023 sebesar 4,94% tersebut secara historis menjadi yang menjadi terendah sejak kuartal IV/2021.
Meski demikian, Airlangga menyatakan bahwa ekonomi Indonesia lebih baik dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, bahkan AS dan China.
“Kami lihat Indonesia salah satu negara yang tumbuh kuat. Pertumbuhan ekonomi kita lebih tinggi dibandingkan dari negara lain termasuk China, Malaysia, AS, bahkan Singapura,” ujarnya dalam konferensi pers di Gedung Kemenko Perekonomian, Senin (6/11/2023).
Adapun, Biro Statistik Nasional (NBS) China melaporkan produk domestik bruto (PDB) naik 4,9% pada kuartal III/2023 dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Angka PDB ini lebih tinggi dari perkiraan median para ekonom yang memperkirakan PDB China naik 4,5%. Dibandingkan dengan kuartal kedua, PDB tumbuh 1,3%, lebih baik dari ekspektasi.
Baca Juga
Lebih lanjut, Airlangga menyampaikan kuatnya konsumsi domestik terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen yang positif di angka 121,7 per September 2023.
Sementara sisi pengeluaran konsumsi rumah tangga jadi kontributor tertinggi sebesar 52,26%, sejalan dengan laju inflasi terkendali.
Untuk pertumbuhan PMTB juga berkontribusi sebesar 29,68%, termasuk komponen barang modal bangunan yang menggerakkan sektor kontruksi.
“Alhamdulillah pertumbuhan ekonomi kita tumbuh 4,94% yoy atau 5,05% setahun. Ditopang solidnya konsumsi domestik yang dicerminkan dari konsumsi rumah tangga dan PMTB,” tuturnya.