Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Pengolahan Tumbuh 5,2%, Topang Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III/2023

BPS melaporkan, industri pengolahan tumbuh 5,20% (year-on-year/yoy) pada kuartal III/2023.
Suasana di salah satu pabrik perakitan motor di Jakarta, Rabu (1/8/2018). Bisnis/Abdullah Azzam
Suasana di salah satu pabrik perakitan motor di Jakarta, Rabu (1/8/2018). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, industri pengolahan tumbuh 5,20% (year-on-year/yoy) pada kuartal III/2023. Angka tersebut melampaui pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2023 yang tercatat sebesar 4,94% yoy.

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyampaikan, masih kuatnya permintaan domestik menjadi penopang pertumbuhan industri pengolahan.

"Industri pengolahan tumbuh sebesar 5,20%, di atas pertumbuhan ekonomi," kata Amalia dalam Rilis BPS, Senin (6/11/2023).

Jika diperinci, industri barang logam, komputer barang elektronik, optik, dan peralatan listrik tercatat tumbuh 14,68%. Ini utamanya didorong oleh peningkatan produksi barang logam.

Lalu, industri logam dasar tumbuh 10,86% didorong oleh permintaan luar negeri, terutama untuk produk feronikel dan nickel matte. 

Sementara itu, industri alat angkut tumbuh 7,31% terutama peningkatan produksi sepeda motor dan industri barang galian bukan logam tumbuh 7,20% didorong oleh permintaan domestik terutama semen. 

Menurut provinsinya, Maluku Utara menjadi provinsi dengan pertumbuhan industri pengolahan tertinggi pada kuartal III/2023. 

Amalia menuturkan, pertumbuhan industri pengolahan di Maluku Utara tercatat sebesar 51,02% secara tahunan. Hal ini didorong oleh peningkatan produksi pada industri logam dasar utamanya pada ferronickel, mixed hydroxide precipitate (MHP), serta nickel matte. Di posisi selanjutnya ada Maluku yang tercatat tumbuh 30,42%.

"Pertumbuhan industri [pengolahan] di Maluku didorong oleh peningkatan produksi pengolahan tembaga," ujarnya.

Lalu, di posisi ketiga, ada Sulawesi Tengah di mana pertumbuhannya mencapai 27,99%. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan produksi besi baja dan nikel, sejalan dengan peningkatan permintaan luar negeri pada produk tersebut.

Di sisi lain, Amalia mengungkapkan alasan tingginya pertumbuhan industri pengolahan di Maluku Utara dan Sulawesi Tengah ketika PMTB di kedua provinsi ini terkontraksi.

Dia mengatakan, Maluku Utara dan Sulawesi Tengah telah memasuk fase produksi di mana industri pengolahan sudah bisa menghasilkan produk yang jauh lebih besar, dengan nilai tambah yang tinggi. 

"Sehingga ini tercermin dari data pertumbuhan industri pengolahan di sisi lapangan usaha," tuturnya.

Ke depannya, lanjut dja, jika proses industrialisasi dan industri pengolahan terus terjadi di Maluku Utara dan Sulawesi Tengah, ini akan menghasilkan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Maluku Utara dan Sulawesi Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper