Bisnis.com, JAKARTA – Meingkatnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China di sektor teknologi berpotensi memperlambat pertumbuhan industri chip semikonduktor global.
Hal tersebut diungkapkan oleh pendiri dari produsen semikonduktor terbesar di dunia Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC), Morris Chang, pada Kamis (26/10/2023).
Melansir Reuters, Jumat (27/10), Chang yang mendirikan TSMC pada akhir tahun 1980-an menyampaikan pernyataan tersebut pada sebuah acara yang diselenggarakan oleh Asia Society di New York. Perusahaan ini telah berkontribusi terhadap posisi Taiwan sebagai produsen chip canggih terbesar di dunia.
Para pejabat AS awal bulan ini memberlakukan serangkaian pembatasan ekspor lanjutan yang membatasi chip dan alat pembuatan chip semikonduktor yang dapat diekspor ke China setelah Huawei Technologies bulan lalu memamerkan ponsel dengan chip baru yang diproduksi di dalam negeri.
Chang mengatakan bahwa memutuskan hubungan industri chip China dengan seluruh dunia akan memengaruhi pemain lain di luar China.
"Saya pikir pemutusan hubungan ini pada akhirnya akan memperlambat semua orang. Tentu saja, tujuan utamanya adalah untuk memperlambat China, dan saya pikir hal itu sedang terjadi," kata Chang.
Baca Juga
Chang melanjutkan bahwa efek dari pemisahan tersebut sudah menjadi jelas dan bahwa banyak konflik ekonomi sebelumnya antara negara-negara yang sudah mapan dan negara-negara berkembang telah berakhir dengan perang.
"Sepertinya negara-negara saling marah satu sama lain, hal ini membuat saya khawatir," kata Chang.
Ia mencontohkan ketegangan geopolitik antara AS dan China sebagai kekuatan yang sudah ada yang berhadapan dengan kekuatan baru.
"Satu-satunya harapan kami adalah hal ini tidak mengarah pada sesuatu yang lebih serius," lanjutnya.
Ia juga memuji sistem pendidikan tinggi di AS, dan menambahkan optimismenya terhadap negara ini seiring dengan investasi TMSC untuk membangun fasilitas pembuatan chip di Arizona.
Lahir dan dibesarkan di China, Chang membangun karier di AS dan menjadi warga negara naturalisasi pada tahun 1962, sebelum direkrut untuk membangun industri chip di Taiwan.
Chang sekarang dianggap sebagai tokoh legendaris dalam industri yang terjebak di tengah-tengah ketegangan geopolitik.
"Saya benar-benar berpikir bahwa negara ini, yang merupakan negara saya, (AS), masih menjadi harapan dunia, terlepas dari semua masalah yang kita hadapi," pungkasnya.