Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kala Mentan Amran Sesumbar RI Mampu Capai Swasembada Pangan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimistis Indonesia dapat mencapai swasembada pangan dalam 2-3 tahun mendatang.
Dwi Rachmawati,Ni Luh Anggela
Kamis, 26 Oktober 2023 | 09:00
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (25/10/2023) - BISNIS/Ni Luh Anggela.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (25/10/2023) - BISNIS/Ni Luh Anggela.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimistis Indonesia dapat mencapai swasembada pangan dalam 2-3 tahun mendatang. Peningkatan produksi sejumlah komoditas pertanian, seperti padi dan jagung akan menjadi prioritasnya di sisa masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Janji swasembada pangan yang digaungkan oleh Jokowi sejak awal masa pemerintahannya pada kenyataannya masih jauh panggang dari api. Jelang akhir masa pemerintahannya, Jokowi masih membuka keran impor pangan, terutama beras, dalam jumlah yang cukup besar.

Pada tahun ini, pemerintah telah menugaskan Bulog untuk impor 2 juta ton beras dan menyetujui kuota impor tambahan sebanyak 1,5 juta ton pada akhir 2023. Impor beras dilakukan sebagai upaya menambal darurat pemenuhan stok beras dan menjaga stabilitas harga di dalam negeri.

Meski demikian, Amran optimistis impor beras tersebut akan dapat ditekan ke depannya seiring dengan upaya peningkatan produksi yang akan dilakukan pemerintah. Ia yakin Indonesia dapat kembali mencapai swasembada pangan, seperti yang pernah dilakukan pada 2017 dan 2021.

“Bisa. Percaya deh ini berubah, semudah membalikan telapak tangan,” ujar Amran usai dilantik kembali menjadi Menteri Pertanian menggantikan Syahrul Yasin Limpo oleh Presiden Jokowi pada Rabu (25/10/2023).

Amran mengatakan, Presiden Jokowi memintanya untuk menggenjot produksi beras dalam negeri. Untuk itu, Amran bakal melanjutkan program-program baik yang sudah bergulir. Dengan masa jabatan hanya sekitar 1 tahun, Amran mengaku akan fokus pada pangan seperti pangan, seperti padi dan jagung.

Menyikapi kondisi El Nino yang melanda Indonesia saat ini, Amran menyebut sudah pernah melalui masa sulit tersebut pada 2015. Pasalnya, kala itu produksi dalam negeri tetap tinggi, dan Indonesia mampu melewati fenomena cuaca ini.

“Di 2015 tekanannya lebih tinggi, tapi bisa lolos dan tahun berikutnya tidak impor,” katanya.

Stok Cadangan Beras

Berdasarkan catatan Bisnis, Minggu (9/10/2023), Presiden Jokowi mengatakan panen raya pada semester II/2023 belum cukup untuk memenuhi kebutuhan beras nasional. Pemerintah butuh tambahan stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Bulog sebanyak 1,5 juta ton lagi sampai akhir tahun 2023.

"Tapi memang masih kurang sehingga dari stok yang ada di Bulog saat ini 1,7 juta ton masih menambah lagi, sampai akhir tahun kira-kira 1,5 juta ton," sebut Jokowi.

Kepala Negara pun membeberkan bahwa tambahan stok CBP sebanyak 1,5 juta ton diperlukan karena adanya risiko penurunan produksi akibat fenomena El Nino. Menurutnya, fenomena alam tersebut akan berpengaruh pada hasil panen yang ada saat ini.

"Oleh sebab itu, kenapa kita tambah 1,5 juta ton cadangan kita karena El Nino," tuturnya. Di sisi lain, pemerintah butuh pasokan beras yang lebih banyak untuk mengintervensi harga beras di pasaran agar segera turun.

Sebagaimana diketahui, sejak fenomena El Nino seperti kekeringan mulai terjadi, harga beras di dalam negeri terus melambung tinggi lampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Produksi Beras

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, yang sebelumnya sempat menjabat sebagai Plt. Menteri Pertanian, mengatakan bahwa Indonesia perlu mencapai target produksi beras 35 juta ton pada 2024 agar terbebas dari impor beras.

Namun, target peningkatan produksi beras menjadi 35 juta ton tersebut dianggap sulit untuk diwujudkan. Guru Besar IPB University sekaligus Ketua Umum Asosiasi Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Santosa mengatakan, berdasarkan data produksi selama 40 tahun terakhir, peningkatan produksi beras secara tahunan tidak pernah melebihi 10%.

Adapun selama 5 tahun terakhir sejak 2018, produksi beras Indonesia cenderung stagnan di kisaran 31 juta ton. Artinya, target produksi 35 juta ton tahun depan memerlukan peningkatan 12,9% dari produksi tahun ini.

"Selama 40 tahun terakhir meningkat sampai di atas 10% [year on year] itu belum pernah terjadi," ujar Andreas saat dihubungi, Selasa (24/10/2023).

Dia memperkirakan peningkatan produksi beras pada tahun depan hanya sekitar 1,5 juta ton. Dengan begitu, produksi 32,5 juta ton beras pada 2024 dinilai masih memungkinkan.

Andreas menjelaskan, optimisme peningkatan produksi di tahun depan didasari pada antusias menanam yang tinggi di kalangan petani. Musababnya, harga gabah yang tengah tinggi menyebabkan petani berbondong-bondong melakukan penanaman padi di berbagai daerah.

"Tahun depan tidak ada gangguan yang cukup berarti, dan saat ini petani menikmati harga yang baik sehingga mereka ini sekarang bergairah tanam,"tutur Andreas.

Lebih lanjut, Andreas menyebut intensifikasi pertanian menjadi cara yang paling memungkinkan untuk mendukung peningkatan produksi beras. Alih-alih ekstensifikasi melalui perluasan lahan.

Menurutnya, ekstensifikasi pertanian komoditas padi selama ini selalu gagal dilakukan pemerintah. Bahkan, selama 25 tahun cara perluasan lahan pertanian melalui program food estate tidak berhasil menggenjot produksi dan mencapai swasembada pangan.

"Jadi program food estate kan sudah bisa dikatakan gagal," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper