Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menyampaikan dukungan kepada Andi Amran Sulaiman yang baru dilantik sebagai Menteri Pertanian oleh Presiden Joko Widodo.
Sebagaimana diketahui, Andi Amran Sulaiman merupakan mantan Menteri Pertanian periode 2014-2019 dan kini kembali mengisi jabatan tersebut menggantikan Syahrul Yasin Limpo yang tersandung kasus korupsi. Adapun sebelum Amran dilantik, Arief sempat menjabat sebagai Plt. Mentan selama sekitar 2 pekan terakhir.
"Pak Amran sahabat lama saya, tidak diragukan lagi integritas dan kemampuannya. Selamat dan Sukses untuk Pak Amran Sulaiman," ujar Arief dalam keterangannya, Rabu (25/10/2023).
Arief optimistis di bawah kepemimpinan Amran, sektor pertanian Indonesia bakal makin maju di tengah tantangan perubahan iklim yang berdampak pada produksi pangan. Sinergitas seluruh pihak, mulai dari Bapanas, Kementerian Pertanian, kementerian/lembaga lainnya, para pakar, akademisi, BUMN Pangan, asosiasi dan pelaku usaha dinilai akan makin terbangun.
"Kami tentunya optimis sinergitas terus kita bangun bersama, dan dapat saling hand in hand memajukan pembangunan pertanian dan ketahanan pangan nasional," kata Arief.
Sementara itu, usai dilantik sebagai Mentan, Amran mengatakan bakal fokus untuk meningkatkan produksi komoditas pangan strategis seperti padi dan jagung. Amran mengaku optimis target tersebut dapat tercapai seperti yang pernah dilakukan pada 2017 dan 2021 lalu.
Baca Juga
Dia bertekad bakal menekan impor untuk swasembada. "Satu tahun ini saya fokus pada produksi padi, jagung dan kedelai. Kita menekan dulu impor agar bisa swasembada," ujar Amran dikutip dalam keterangan resmi, Rabu (25/10/2023).
Adapun ihwal tantangan iklim seperti El Nino yang berisiko pada produksi pangan, Amran mengklaim telah berpengalaman menghadapi situasi tersebut pada 2015. Dia menyebut saat El Nino di 2015, produksi beras tetap tinggi."Kita sudah pernah melewati el nino dengan sangat baik. Jadi tahun ini kita hadapi juga dengan cara yang terbaik," tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira membeberkan bahwa saat Amran menjabat sebagai Menteri Pertanian, pada 2018, impor beras tercatat 2,2 juta ton dari tahun sebelumnya 305.000 ton.
Bhima menyebut saat itu Kementerian Pertanian selalu berkilah adanya impor beras untuk kebutuhan beras premium.
Selain masalah impor beras, terjadi lonjakan impor gula sejak Amran menjabat Menteri Pertanian di era pemerintahan Jokowi yang pertama. Impor gula menyentuh 4,6 juta ton dengan nilai US$1,7 juta.
"Pada saat Menteri Pertanian di pimpin Amran Sulaiman kala itu, masalah pendataan sangat buruk. Ada ego untuk memiliki data produksi pertanian masing-masing, jadi tidak akur antar kementerian dan BPS," ujar Bhima dalam keterangannya.