Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daftar Negara Penyumbang Surplus dan Defisit Terbesar, Bukan China!

BPS mengungkapkan daftar negara yang menjadi penyumbang surplus dan defisit terbesar. Ternyata bukan China.
Ilustrasi neraca perdagangan Indonesia lewat kegiatan ekspor-impor menggunakan kapal. JIBI/Bisnis
Ilustrasi neraca perdagangan Indonesia lewat kegiatan ekspor-impor menggunakan kapal. JIBI/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tercatat menjadi tiga negara utama penyumbang surplus neraca perdagangan barang nonmigas periode September 2023

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar mengatakan tiga negara yang menyumbang surplus neraca perdagangan terbesar ke Indonesia, yaitu Amerika Serikat (AS), India, dan Filipina.

Dia menyampaikan pada periode tersebut, Indonesia mengalami surplus perdgangan AS sejumlah US$1,16 miliar, dengan India mencapai US$1,14 miliar, sementara dengan filipina senilai US$0,76 miliar.   

“Surplus terbesar yang dialami dengan AS karena dikontriibusikan dengan perdagangan mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, lemak hewani/nabati, serta pakaian dan aksesorisnya,” ungkap Amalia dalam konferensi pers, Senin (16/10/2023).   

Sejalan dengan hal tersebut, AS dan India juga tercatat menjadi negara tujuan ekspor utama Indonesia pada September 2023.  

Bukan hanya mengalami surplus, Indonesia juga mencatatkan adanya defisit perdagangan dengan tiga negara, yaitu Australia senilai US$0,4 miliar, Thailand US$0,3 miliar, dan Brasil senilai US$0,2 milliar. 

Dalam paparannya, terpantau bahwa meski perdagangan dengan Australia mencatatkan defisit terdalam, namun nilai defisit tersebut jauh lebih kecil dari September 2022 yang mencapai minus US$0,65 miliar dan Agustus 2023 sejumlah US$0,61 miliar. 

“Defisit terdalam dengan Australia karena didorong oleh tiga komoditas utama, serealia HS 10 terutama gandum. Kemudian bahan bakar mineral HS 27 dan juga bijih logam, terak, dan abu,” jelasnya. 

Secara umum, neraca perdagangan Indonesia terus melanjutkan tren surplus dalam 41 bulan berturut-turut pada September 2023 sebesar US$3,42 miliar.  

Surplus neraca perdagangan Indonesia tersebut ditopang oleh surplus pada komoditas nonmigas yang sebesar US$5,34 miliar. Komoditas bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) dan besi baja (HS 72) menjadi penyumbang utama.  

Pada saat yang sama, neraca migas defisit sebesar US$1,92 miliar dengan komoditas penyumbangnya adalah minyak mentah dan hasil minyak. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper