Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surplus Neraca Dagang RI September 2023 US$3,42 Miliar, 41 Bulan Beruntun!

Nilai surplus neraca dagang Indonesia Agustus 2023 kembali meningkat dibandingkan capaian bulan sebelumnya sebesar US$3,12 miliar.
Ilustrasi neraca perdagangan Indonesia. Foto udara suasana di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/9/2022). JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ilustrasi neraca perdagangan Indonesia. Foto udara suasana di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/9/2022). JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus US$3,42 miliar pada September 2023. Surplus neraca perdagangan Indonesia merupakan capaian selama 41 bulan secara berturut-turut sejak Mei 2020. 

Plt Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar mengatakan nilai surplus neraca dagang Indonesia Agustus 2023 kembali meningkat dibandingkan capaian bulan sebelumnya sebesar US$3,12 miliar.

“Namun, jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu [year-on-year/yoy], memang terlihat lebih rendah,” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (15/9/2023).

Dia mengatakan surplus neraca perdagangan Agustus 2023 ditopang komoditas non-migas yang tercatat US$5,34 miliar.

Adapun, komoditas penyumbang surplus utama, yaitu bahan bakar mineral HS 27, lemak dan minyak hewani/nabati HS 15, serta besi dan baja HS 72.

Pada saat yang sama, lanjutnya, neraca perdagangan komoditas migas defisit US$1,92 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah minyak mentah dan hasil minyak.

Secara kumulatif hingga September 2023, total surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$27,75 miliar. Dia mengatakan capaian tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi Januari-September 2022 yang mencapai US$39,85 miliar.

“Surplus neraca perdagangan secara kumulatif hingga September 2023 [Januari-September 2023] lebih rendah US$12,01 dibandingkan periode tahun sebelumnya [yoy],” jelasnya.

Realisasi surplus neraca perdagangan Indonesia pada September 2023 berada di atas proyeksi ekonom.

Data konsensus ekonom dari Bloomberg, neraca perdagangan diperkirakan surplus US$2,25 miliar, dengan estimasi tertinggi sebesar US$3,2 miliar dan estimasi terendah sebesar US$1,66 miliar.

Sebelumnya, Kepala Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, yang termasuk dalam konsensus tersebut, memperkirakan neraca perdagangan Indonesia pada September 2023 akan membukukan surplus sebesar US$2,15 miliar.

Josua menjelaskan penurunan surplus perdagangan pada September 2023 tersebut dipengaruhi oleh melemahnya kinerja ekspor yang akan mengalami kontraksi sebesar -13,46% (yoy). Hal tersebut akibat penurunan harga komoditas utama dan potensi risiko perlambatan ekonomi global. 

Sementara kinerja impor juga diproyeksi menurun -2,59% (yoy) akibat harga minyak yang lebih tinggi akibat pemangkasan produksi minyak OPEC+ dan konflik antara Israel-Hamas. 

Meski surplus melebihi ekspektasi para ekonom, secara persentase kinerja ekspor anjlok lebih dalam dari perkiraan, yakni sebesar -16,17 persen (yoy). 

BPS mencatat kontraksi ini didorong oleh penurunan ekspor nonmigas dan melanjutkan tren yang terjadi sejak awal tahun, terutama disebabkan harga komoditas unggulan di pasar global yagn relatif lebih rendah dari tahun lalu. 

Sementara untuk impor secara tahunan, anjlok hingga -12,45%, di mana impor migas turun -2,85% sementara nomigas turun menjadi -14,46%, melanjutkan tren penurunan pada bulan lalu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper