Bisnis.com, JAKARTA – China, Amerika Serikat (AS), dan India menjadi tiga negara utama tujuan ekspor di kala kinerja perdagangan tersebut anjlok, baik secara month-to-month (mtm) sebesar -5,63% maupun year-on-year (yoy) -16,71%.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar menyampaikan ketiga negara tersebut bahkan berkontribusi hampir setengahnya dari total ekspor nonmigas Indonesia, meski mengalami penurunan.
“Ini memberikan kontribusi sebesar 43,97% terhadap total nilai ekspor nomigas, nilai ekspor ini ke tiga negara ini mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan,” jelasnya dalam Rilis Berita Statistik, Senin (16/10/2023).
Lebih lanjut, Amalia memaparkan bahwa kinerja ekspor ke China pada periode tersebut mencapai US$5,17 miliar dengan pangsa pasar sebesar 26,27%.
Penurunan ekspor yang terjadi dengan China hingga 15,9% (yoy) ini karena didorong penurunan ekspor bahan bakar mineral serta lemak hewani/nabati.
Di sisi lain, eskpor nonmigas menuju Negeri Paman Sam tercatat sebesar US$1,84 miliar dengan pangsa pasar sebesar 9,49%. Adanya penurunan ekspor ke AS tersebut akibat turunnya ekspor pakaian dan aksesorisnya, baik rajutan maupun bukan rajutan.
Baca Juga
Terakhir, kinerja perdagangan Indonesia dengan India mencatatkan nilai ekspor pada September 2023 senilai US$1,5 miliar. Meski masih menjadi negara tujuan utama, ekspor ke India turun paling dalam baik secara bulanan maupun tahunan. Masing-masing sebesar -18,55% dan -14,12%.
“Penurunan ekspor non migas [ke India] ini utamanya didorong oleh penuruan ekspor lemak dan minyak hewan/nabati serta bijih, terak, dan abu logam,” jelasnya.
Secara umum, neraca perdagangan Indonesia terus melanjutkan tren surplus dalam 41 bulan berturut-turut pada September 2023 sebesar US$3,42 miliar.
AS dan India tercatat menjadi negara dengan kontribusi surplus terbesar pada periode tersebut, yang masing-masing sebesar US$1,16 miliar dan US$1,14 miliar.