Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan realisasi subsidi LPG 3 kg dapat menyentuh Rp117 triliun hingga akhir tahun ini.
Proyeksi itu disampaikan Airlangga selepas rapat internal terkait dengan jaringan gas rumah tangga dan pendistribusian LPG tabung 3 kilogram di Istana Merdeka, Kamis (12/10/2023) kemarin.
“Nilai subsidi diperkirakan tahun ini bisa mencapai Rp117 triliun,” kata Airlangga dikutip dari Kanal Youtube Sekretariat Kabinet RI, Jumat (13/10/2023).
Airlangga mengatakan, beban subsidi tabung gas melon itu belakangan terus mengalami kenaikan signifikan setiap tahunnya. Sementara itu, realisasi belanja untuk LPG komersial justru memperlihatkan tren penurunan.
“Di tahun 2022 kemarin mencapai 7,8 juta ton untuk yang subsidi, sedangkan yang nonsubsidi turun terus, yang kemarin sekitar 580.000 ton,” kata dia.
Dia menuturkan, beban fiskal terhadap belanja gas LPG 3 kg menjadi perhatian dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat ratas tersebut.
Baca Juga
Jokowi, kata Airlangga, berharap beban fiskal itu dapat ditekan lewat penemuan lapangan rich gas lainnya sebagai bahan baku LPG domestik mendatang.
“Presiden meminta untuk menghitung bagaimana caranya agar lapangan-lapangan yang berpotensi untuk produksi LPG atau LPG mini ini terus didorong,” kata dia.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan belanja subsidi LPG 3 kg sudah mencapai Rp37,73 triliun sepanjang Januari-Juni 2023.
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Maompang Harahap mengatakan, belanja subsidi LPG 3 kg itu mengambil porsi terbesar dalam alokasi belanja subsidi energi beberapa tahun terakhir. Alasannya, kata Maompang, pembelian LPG 3 kg hingga saat ini masih bersifat terbuka atau belum dibatasi untuk keluarga penerima manfaat (KPM).
“Hal ini yang menjadi salah satu tantangan dalam penyaluran LPG 3 kilogram yang belum tepat sasaran, pemerintah berkomitmen untuk melakukan transformasi subsidi LPG 3 kilogram,” kata Maompang saat konferensi pers daring, Kamis (3/8/2023).
Adapun, sesuai dengan laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP) audited, realisasi subsidi LPG 3 kilogram pada 2022 mencapai Rp139 triliun. Nominal itu sudah termasuk pelunasan kurang bayar subsidi LPG 3 kg pada 2022 dan 2021 sebesar Rp15,64 triliun.
Di sisi lain, pemerintah menyiapkan pagu anggaran subsidi untuk LPG 3 kg tahun ini sebesar Rp117,85 triliun. Nilai subsidi gas melon itu mengambil porsi terbesar jika dibandingkan dengan subsidi listrik dan bahan bakar minyak (BBM) tahun ini. Bantuan pemerintah itu tetap menahan harga jual eceran (HJE) LPG 3 kg di angka Rp4.250 per kilogram selama 1 dekade terakhir.
Besarnya nilai subsidi itu turut diperlihatkan dari tren penyaluran gas melon ke tengah masyarakat yang mengalami peningkatan signifikan dalam kurun waktu 2019 sampai dengan 2022 sebesar 4,5 persen setiap tahunnya. Pada transaksi tahun lalu, realisasi penyaluran LPG 3 kg mencapai di level 7,8 juta ton.
Sementara itu, penyaluran gas melon tersebut sudah mencapai 4,64 juta ton atau 58% dari kuota yang diberikan per 31 Juli tahun ini.