Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengimbau kepada para pelanggan LRT Jabodebek untuk memastikan alat pembayaran yang dipilih memiliki saldo yang mencukupi. LRT Jabodebek memberlakukan saldo minimum sebesar Rp10.000 untuk seluruh alat pembayaran, mulai dari Kartu Uang Elektronik hingga Qris.
Dalam unggahan pada akun Instagram resminya, @lrt_jabodebek pada Kamis (12/10/2023) LRT Jabodebek mendukung pembayaran menggunakan sistem cashless seperti menggunakan Kartu Uang Elektronik (KUE) perbankan.
Beberapa KUE perbankan yang dapat digunakan untuk menggunakan LRT Jabodebek adalah Brizzi BRI, Tapcash BNI, E-money Bank Mandiri, e-blink Bank BTN, Flazz BCA, dan Jakcard Bank DKI Jakarta.
Selain itu, masyarakat juga bisa menggunakan Kartu Multi Trip (KMT) KAI Commuter, Scan Qris Link Aja dan KAI Pay.
Adapun, pelanggan juga wajib memiliki saldo minimum sebesar Rp10.000 pada alat-alat pembayaran yang menjadi pilihan
“Pastikan saldo teman Raina cukup ya,” demikian kutipan pada unggahan tersebut pada Kamis (12/10/2023).
Baca Juga
Sebagai informasi, saat ini LRT Jabodebek tengah memberlakukan tarif promo tahap kedua. Pada tahap promo sebelumnya, penumpang dikenakan tarif flat sebesar Rp5.000 yang berlaku pada 28 Agustus-30 September 2023.
Pada tahap kedua ini, pengguna dikenakan tarif maksimal Rp20.000 untuk jarak terjauh dan Rp3.000 sebagai batas bawah tarif. Skema tarif ini mulai diberlakukan pada awal Oktober 2023 hingga akhir Februari 2024 mendatang.
Setelah Februari 2024, LRT Jabodebek akan memberlakukan tarif normal sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor (KM) No. 67/2023 tentang Tarif Angkutan Orang dengan Kereta Api Ringan Terintegrasi di Wilayah Jabodebek.
Perhitungan tarif LRT Jabodebek dalam keputusan tersebut adalah sebesar Rp5.000 untuk kilometer pertama dan penambahan senilai Rp700 untuk kilometer selanjutnya.