Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ESDM Evaluasi Biaya Pengangkutan Gas Atasi Kelebihan Pasokan di Jatim

Kementerian ESDM tengah mevaluasi biaya angkut gas dari sejumlah badan usaha untuk mengatasi kelebihan pasokan di Jawa Timur.
Blok migas/Ilustrasi
Blok migas/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengevaluasi biaya niaga hingga distribusi gas di sisi midstream untuk mengoptimalkan serapan gas yang kini berlebih atau oversupply dari sejumlah lapangan pengembangan di Jawa Timur. 

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Maompang Harahap mengatakan, evaluasi itu diharapkan dapat ikut mendorong investasi baru di sisi yang lebih hilir di sekitar pipa yang saat ini sudah terbangun. Dengan demikian, Maompang mengatakan, jumlah pelanggan gas dapat bertambah dengan harga gas yang lebih kompetitif nantinya. 

“Kalau sekarang kan lagi dievaluasi ini terkait dengan biaya distribusi, biaya niaga, biaya toll fee, konsumen kan kalau harganya kompetitif akan masuk juga,” kata Maompang saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (12/10/2023). 

Maompang menuturkan, evaluasi biaya angkut gas dari sejumlah badan usaha terkait saat ini masih berlangsung. Dia berharap ada titik temu yang lebih seimbang dari sisi hulu hingga industri hilir untuk dapat mengoptimalkan pasokan yang saat ini berlebih dari Jawa Timur. 

“Kita sedang cari titik keseimbangannya saja, dari badan usaha biaya niaga angkutan gas dengan konsumen dicari titik temunya, ini yang lagi dibahas,” kata dia. 

Seperti diberitakan sebelumnya, produksi gas dari Proyek Strategis Nasional (PSN) Jambaran Tiung Biru (JTB) belakangan masih ditahan di bawah kapasitas terpasang lantaran kondisi kelebihan pasokan gas di Jawa Timur, sementara kemampuan serap jaringan pipa Gresik-Semarang (Gresem) relatif terbatas.  

Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Nanang Abdul Manaf mengatakan, belum optimalnya realisasi produksi JTB itu disebabkan karena penyesuaian yang dilakukan untuk mengimbangi oversupply gas di Jawa Timur tersebut saat ini.  

“Isu utamanya karena serapan oleh pembeli, sejauh ini di Jawa Tengah-Jawa Timur terjadi oversupply,” kata Nanang saat dikonfirmasi, Rabu (11/10/2023). 

Sementara itu, Nanang menambahkan, kemampuan serap dari pipa Gresem yang dioperatori anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) atau PGN, PT Pertamina Gas (Pertagas) relatif terbatas di level 80 juta standar kaki kubik gas (MMscfd) sampai dengan 100 MMscfd. 

SKK Migas memproyeksikan surplus pasokan gas pada wilayah kerja bagian Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara atau Jabanusa dapat mencapai 50 MMscfd seiring dengan operasi komersial JTB dan beberapa lapangan gas lainnya pada pertengahan tahun ini. 

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, surplus pasokan gas itu disebabkan karena masifnya kegiatan onstream, serta peningkatan kapasitas produksi dari beberapa lapangan di kawasan tersebut beberapa waktu terakhir. 

“JTB sendiri yang kemarin beroperasi 60 persen akan segera jadi 100 persen produksinya mencapai 192 MMscfd,” kata Tjip di Surabaya, Senin (22/5/2023).   

Selain itu, SKK Migas turut mengidentifikasi penambahan produksi yang signifikan pada akhir semester I/2023 yang disumbangkan oleh dua lapangan pengembangan Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), yakni MAC dan MBH. Kedua lapangan itu berhasil menyumbangkan tambahan pasokan migas menjadi sekitar 140 MMscfd.  

Sementara itu, potensi penambahan produksi gas juga turut terjadi pada Lapangan Bukit Panjang WK Ketapang milik Petronas dan WK Blora yang dikelola TIS Petroleum E&P Blora Pte Ltd. Kepastian itu disampaikan seiring dengan upaya kedua kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk mengamankan pembeli di sisi hilir migas saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper