Bisnis.com, JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) menargetkan dapat mencetak laba pada 2023 setelah menderita rugi selama 3 tahun beruntun yaitu pada 2020, 2021 dan 2022.
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Hutama Karya, Eka Setya Adrianto, mengatakan pihaknya menargetkan dapat mencetak kinerja positif sampai akhir 2023. Terlebih lagi Hutama Karya membukukan laba Rp34 miliar sepanjang semester I/2023.
“Kami berharap sih untuk pertama kalinya tahun ini bisa positif lah nanti kita lihat setelah tiga tahun lebih ya kita negatif,” ujar Adrianto di HK Tower, Jumat (29/9/2023).
Hutama Karya telah mengalami kerugian pada periode 2020-2022 akibat adanya beban bunga dan amortisasi dari beroperasinya jalan tol yang belum layak secara finansial.
Sementara itu, sepanjang semester I/2023, Hutama Karya mencatatkan pendapatan sebesar Rp12,39 triliun dengan laba sebesar Rp34 miliar.
Total aset Hutama Karya tercatat mencapai Rp148,58 triliun per semester I/2023. Kemudian, total liabilitas mencapai Rp60,65 triliun, sedangkan ekuitas mencapai Rp85,9 triliun.
Baca Juga
Kinerja positif Hutama Karya sepanjang semester I/2023 disebabkan adanya transaksi asset recycling pada dua ruas PT Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) yang menghasilkan laba secara konsolidasi.
“Memang kan kami untung lebih banyak karena faktor keuntungan dari asset recycling. Itu cukup besar,” tuturnya.
Sebagai informasi, Hutama Karya telah melepas ruas Medan-Binjai dan Bakauheni-Terbanggi Besar ke Indonesia Investment Authority (INA) dengan nilai transaksi mencapai Rp20 triliun.
Meski demikian, Hutama Karya baru menerima pembayaran Rp15 triliun, sedangkan sisa Rp5 triliun akan diterima pada 2025. Langkah ini berhasil menurunkan jumlah utang hingga Rp14,4 triliun yang digunakan untuk pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra.
Sebelumnya utang dari pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra mencapai Rp44,2 triliun. Lalu dengan adanya divestasi tersebut utang Hutama Karya surut menjadi Rp30,07 triliun.