Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! Rilis Data Ekonomi Penting AS Terancam Ditunda, Ini Alasannya

Pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa pemerintahannya akan menunda publikasi data ekonomi utama.
Gedung Putih di Washington DC, AS/Reuters-Jason Reed
Gedung Putih di Washington DC, AS/Reuters-Jason Reed

Bisnis.comJAKARTA - Pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa pemerintahannya akan menunda publikasi data ekonomi utama, termasuk dalam laporan ketenagakerjaan dan inflasi, jika pemerintah federal berhenti beroperasi akibat kurangnya pendanaan pada akhir pekan ini. 

Penundaan dalam publikasi laporan-laporan tersebut akan terjadi di semua lembaga pemerintah, contohnya seperti Biro Statistik Tenaga Kerja pada Departemen Tenaga Kerja, Biro Sensus dan Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan.

"Dalam situasi berhenti beroperasi, Biro Statistik Tenaga Kerja akan menghentikan semua operasi program, hanya akan menerbitkan data yang telah selesai sesuai jadwal yang dijadwalkan untuk dirilis sebagai bagian dari kegiatan penutupan yang teratur," kata seorang pejabat administrasi Biden, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (26/9/23).

Lanjutnya, dia mengatakan bahwa laporan pekerjaan bulan September 2023 dan Indeks Harga Konsumen (IHK) tidak akan dirilis. 

Tentunya hal ini akan berdampak bagi para pembuat kebijakan di bank sentral AS yakni Federal Reserve (The Fed), investor, bisnis dan masyarakat, terutama dalam membuat keputusan yang penting. 

Data-data yang disediakan oleh Biro Sensus termasuk data Sensus Ekonomi, produksi indikator ekonomi, dan pekerjaan pada Survei Komunitas Amerika akan berhenti. 

Untuk itu, maka terdapat penundaan dalam publikasi data penting seperti laporan penjualan ritel, dimulainya pembangunan perumahan dan penjualan rumah baru untuk September 2023. 

Publikasi perkiraan pertama produk domestik bruto (PDB) kuartal III/2023 juga bisa saja terlambat pada akhir Oktober 2023, namun tergantung dari durasi penutupan. 

Kemudian, laporan September 2023 untuk pesanan barang tahan lama, indikator ekonomi lanjutan, belanja konsumen, pendapatan dan data inflasi utama yang diawasi ketat oleh pejabat The Fed kemungkinan besar juga akan terpengaruh. 

Penundaan publikasi ini juga terjadi di masa yang kritis bagi pejabat The Fed, yang tidak memilih untuk menaikkan suku bunga pada Minggu lalu namun tetap berjaga-jaga untuk mengambil lebih banyak tindakan, terutama jika diperlukan untuk mengendalikan inflasi lebih lanjut. 

Sebagai catatan, The Fed, sebagai badan yang mendanai dirinya sendiri akan terus merilis data, pernyataan kebijakan, dan laporan lainnya. The Fed juga akan merilis risalah dari pertemuan kebijakan 19-20 September pada 11 Oktober 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper